Kamis 22 Aug 2019 08:31 WIB

Keberadaan 23 ABK KM Mina Sejati Masih Misteri

Pelaku pembantaian antara ABK disebut satu keluarga.

Pembunuhan (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Pembunuhan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pengelola kapal penangkap ikan KM Mina Sejati, Rinto, mengaku belum mengetahui nasib 20 anak buah kapal (ABK) setelah insiden pembunuhan di tengah pelayaran di Kepualauan Aru, Maluku. Tim TNI AL yang mengejar KM Mina tidak menemukan seorang ABK pun dalam kapal yang hampir karam di perairan Kota Tual pada Senin (19/8) petang.

Rinto mengatakan, lima ABK dilaporkan tewas. Namun, mayat tiga di antaranya belum ditemukan. Sementara itu, 11 orang dinyatakan selamat setelah loncat ke laut, termasuk nakhoda bernama Wisen Harmoko alias Awi.

"Nasib tiga pelaku yang merupakan ayah, anak, dan paman bersama 20 ABK lain belum diketahui keberadaannya," akui Rinto di Ambon, Rabu (21/8).

Rinto menjelaskan, kapal yang membawa 36 ABK tersebut dikabarkan dibajak pada Jumat (16/8). Namun, pihaknya baru mengetahuinya pada Sabtu (17/8) pagi. "Tanggal 17 Agustus pagi baru terima informasi dari laut oleh kapten kapal bahwa KM Mina Sejati dibajak dan dibawa lari orang ke arah barat," kata Rinto.

Menurut dia, pembajakan itu berawal dari pembantaian oleh tiga ABK yang merupakan satu keluarga. Padahal, Rinto mengaku selama ini tidak ada masalah di antara ABK.

Pada Jumat itu, setelah memancing ikan dan cumi menjelang subuh, ABK beristirahat. Kejadian itu muncul sekitar pukul 10.00 WIT. Saat itu Awi yang ada di ruang nakhoda mendengar keributan di ruang ABK, palka bawah kapal. Setelah dicek, ternyata ada ABK yang digorok.

"Saya bingung mau hubungi siapa, lalu tiba-tiba ada telepon masuk dari nomor asing yang mengaku dari laut dan menjelaskan KM Mina Sejati dibajak dan dibawa lari orang, sedangkan nakhoda Awi dan beberapa orang selamat setelah lompat ke laut," kata Rinto.

Belakangan diketahui yang menghubungi Rinto adalah Along, nakhoda KM Gemilang Samudra yang memonitor serta mengikuti gerak KM Mina Sejati dari jarak tertentu. KM Gemilang juga menyelamatkan 12 orang yang mengapung dalam laut, termasuk mengevakuasi dua mayat. "Saya koordinasi dengan Polres dan PSDKP Tual dan Perikanan Dobo untu mengecek kebenarannya," kata Rinto.

Ternyata petugas Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tual mengontak balik dan menanyakan masalahnya. Along kemudian mengirim pesan dari laut meminta masalah ini dilaporkan kepada polisi, sementara dia terus mengikuti KM Mina Sejati.

"Posisi KM Mina Sejati sekitar 100 mil laut dari Kota Dobo dan ombak kuat sehingga dikoordinasi dengan Tual karena arahnya lebih dekat ke sana, kemudian koordinasi dengan Basarnas sebab Kapal Hiu Macan milik PSDKP Tual lagi di Bitung," kata Rinto. Basarnas kemudian berkoordinasi dengan TNI AL hingga akhirnya KRI Teluk Lada-521 ikut mengejar dan menyergap pada Senin petang.

Pengejaran

Kapten KRI Teluk Lada-521 Letkol Laut Gunawan Hutahuruk mengatakan, mereka tiba di lokasi KM Mina Sejati pada Ahad (18/8) sekitar pukul 18.00 WIT. Mereka kemudian menurunkan tim negosiasi menggunakan sekoci ke kapal tersebut guna memberikan imbauan agar pelaku menyerahkan diri dan membebaskan sandera. Namun, tidak ada tanggapan balik.

Pada Senin (19/8) pukul 06.00 WIT tim pengintai diturunkan, tetapi tidak tampak ada aktivitas di atas KM Mina Sejati. Lalu, pada pukul 08.00 WIT tim tindak juga diturunkan guna penggeledahan kapal.

Penggeledahan dilakukan mulai pukul 09.00 WIT hingga pukul 13.00 WIT (sebelumnya dilaporkan pada Senin petang). Tim tidak menemukan tiga pelaku, para ABK yang disandera, ataupun tiga jenazah ABK lainnya yang dilaporkan telah meninggal dunia.

Komandan Lanal Aru Letkol Laut Suharto Silaban menjelaskan, dari 11 ABK yang selemat dengan cara meloncat ke laut, termasuk Awi, baru delapan orang yang telah dievakuasi dengan KRI Teluk Lada-521. Kapal perang itu telah merapat di Dermaga Yos Sudarso Dobo pada Rabu (21/8) sekitar pukul 17.30 WIT.

"Nakhoda bersama ABK yang selamat ini masih ditampung di Lanal Aru guna dimintai keterangan dan nantinya akan diserahkan ke Polres Kepulauan Aru bila terbukti ada unsur tindak pidana," kata dia.

Mereka adalah Angger Bahari, Sopari, Rachmat Age, M Ridwan, Wawan Siswanto, Kermudi, Slamet, serta Wisen Harmoko alias Awi. Tiga ABK lainnya, yakni Hendra, Mahendar, dan Kiswanto, masih berada di atas kapal nelayan KM Gemilang Samudra bersama dua jasad ABK. Hingga Rabu sore, kapal itu masih dalam perjalanan menuju Kota Dobo. n antara ed: ilham tirta

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement