Senin 26 Aug 2019 02:03 WIB

Ini Alasan Betapa Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara

Deteksi dini kanker payudara bisa melalui SADARI dan SADANIS

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dr. Adityawati Ganggaiswari, M Biomed
Direktur MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dr. Adityawati Ganggaiswari, M Biomed

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MRCCC Siloam Hospitals Semanggi melaporkan sebagai salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia, kanker tercatat memiliki 18,1 juta kasus baru dan 9,6 juta kematian pada tahun 2018 menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah kasus terbanyak dan salah satu penyumbang kematian tertinggi pada wanita. 

Merujuk data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dikeluarkan pada 31 Januari 2019, tercatat angka kanker payudara 42,1 per 100 ribu penduduk, dengan rata-rata kematian 17 per 100 ribu penduduk.

Direktur MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dr. Adityawati Ganggaiswari, M Biomed lebih menyatakan kurang 30 persen kanker payudara baru terdeteksi setelah kondisi metastasis atau telah menyebar ke bagian tubuh lain. Sementara 30 persen terdeteksi saat kanker sudah memasuki stadium lanjut, suatu kondisi yang menyebabkan sulit sembuh.

Hanya 40 persen di antaranya yang sudah didiagnosis saat masih dalam tahap awal sehingga masih besar kemungkinan untuk sembuh. "Maka amat penting upaya pencegahan dan deteksi dini kanker payudara,” ujar dia berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id.

Sebenarnya, tuturt dia, ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara, antara lain dengan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan SADANIS (Periksa Payudara Klinis). SADARI dapat dilakukan oleh setiap perempuan sehat tanpa perlu datang ke dokter, pada rentang hari ke-7 hingga 10 setelah hari pertama menstruasi dimana payudara sedang dalam kondisi paling lunak. 

Sementara itu, SADANIS merupakan pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Bila ditemukan adanya benjolan, perubahan kulit payudara, atau keanehan pada puting payudara, pasien akan disarankan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan dengan USG atau mamografi. 

“SADARI dan SADANIS penting dilakukan untuk mencegah kanker ditemukan di stadium akhir, yang memiliki tingkat kematian tinggi. Kita harus sadar bahwa kanker payudara merupakan penyakit mematikan yang menjadikan wanita sebagai target utamanya. Semakin dini deteksi, semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh,” ucap dr. Adityawati.

Oleh karena itu MRCCC Siloam Hospitals Semanggi memperkenalkan Breast Cancer Care Alliance (BCCA), pusat layanan yang berfokus pada perawatan dan pengobatan kanker payudara. Tim ahli yang terdiri dari dokter spesialis seperti bedah onkologi, hematologi onkologi, onkologi radiasi, serta tenaga medis penunjang lainnya yang tergabung dalam BCCA bekerja sama secara erat dalam memandu setiap langkah pasien, memberikan pelayanan medis dengan penuh komitmen, dan dukungan kasih kepada pasien selama menjalani perawatan dan pengobatan kanker payudara. 

Berlokasi strategis di pusat kota Jakarta, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi merupakan rumah sakit swasta pertama di Indonesia yang menyediakan pelayanan untuk menangani berbagai macam penyakit kanker mulai dari deteksi dini, bedah atau terapi, hingga perawatan paliatif.

MRCCC Siloam Hospitals Semanggi merupakan rumah sakit modern dan nyaman, didukung para dokter spesialis bedah onkologi dan sub-spesialis onkologi, serta tenaga medis kompeten dan berpengalaman untuk memberikan pelayanan medis prima secara tepat, efektif, dan menyeluruh demi upaya penyelamatan dan pemulihan pasien. Peralatan medis mutakhir, seperti PET-CT Scan, LINAC dengan teknologi RapidArc, MRI 3 Tesla, dan CT Scan 256 Slice juga dihadirkan untuk menunjang pelayanan kepada pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement