Senin 26 Aug 2019 11:42 WIB

Cina Ingin Atasi Perang Dagang dengan AS tanpa Ketegangan

Tensi perang dagang Cina dan AS memanas setelah keduanya menaikkan tarif impor.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wakil Perdana Menteri Cina Liu He mengatakan, Cina berniat untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) melalui negosiasi yang 'tenang'. Penasihat ekonomi Presiden Xi Jinping itu juga menegaskan negaranya menentang segala bentuk upaya yang dapat meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

"Kami berniat untuk menyelesaikan masalah ini melalui konsultasi dan kooperasi dalam sikap yang tenang dan menolak peningkatan ketegangan," kata Liu, Senin (26/8). 

Baca Juga

Ketegangan perang dagang antara Washington dan Beijing meningkat dengan tajam pada Jumat (23/8). Kedua belah pihak meningkatkan tarif impor lawan mereka masing-masing. 

Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif barang-barang Cina senilai 500 miliar dolar AS. Pengumuman itu dilakukan beberapa jam setelah China menaikkan tarif impor komoditas Negeri Paman Sam senilai 75 juta dolar AS. 

Trump muncul lagi pada Ahad (25/8) dengan kembali mengancam akan memerintahkan perusahaan-perusahaan AS untuk keluar dari Cina. Berbicara di sebuah konferensi teknologi di Chongqing, Liu mengatakan tidak ada yang untung dalam perang dagang. 

"Kami yakin ketegangan perang dagang tidak akan menguntungkan Cina, Amerika Serikat, atau kepentingan siapa pun di dunia," kata Liu. 

Ia mengatakan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat disambut dan akan diperlakukan dengan baik di Cina. "Kami terbuka dengan perusahaan dari seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, untuk berinvestasi dan beroperasi di Cina," ujarnya.  

Liu mengatakan China akan terus menciptakan lingkungan investasi yang baik, melindungi hak intelektual, mempromosikan pengembangan industri teknologi pintar dan membuka pasar. Liu menegaskan, Cina menentang blokade dan proteksionisme. 

"Dan berusaha keras melindungi rantai suplai," kata Liu. 

Belum diketahui bagaimana Trump menarik keluar perusahaan AS dari Cina. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan Trump dapat memerintahkan perusahaan AS untuk keluar dari Cina dengan Undang-undang Kekuatan Kedaruratan Ekonomi Internasional jika dia mendeklarasikan darurat nasional. 

Perang dagang AS-Cina melukai pertumbuhan ekonomi global. Sekutu-sekutu AS kesal dengan keputusan Trump tersebut dan pasar juga semakin khawatir perekonomian dunia jatuh ke dalam resesi. 

Pasar saham global lesu pada Senin ini. Sementara, nilai yuan jatuh ke titik terendah dalam 11 tahun. Investor lari ke investasi aman seperti obligasi dan emas. 

Media milik pemerintah Cina menyerang AS. China Daily menulis dalam tajuk rencana mereka Washington tidak 'akan pernah diizinkan untuk mengendalikan nasib Cina'. 

"Sudah tidak dipertanyakan lagi perang tarif pemerintahannya (Trump) terhadap Cina bermotif politik, apa yang Washington inginkan dari rekan dagang terbesar mereka ada untuk memainkan biola kedua dan melakukan apa yang diminta," tulis surat kabar berbahasa Inggris tersebut. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement