Selasa 27 Aug 2019 14:39 WIB

Kemenkominfo Gandeng Generasi Milenial Tangani Stunting

Gaya hidup generasi milenial saat ini dinilai cenderung tidak sehat.

Pemeriksaan rutin anak dalam rangka mencegah stunting
Foto: Istimewa
Pemeriksaan rutin anak dalam rangka mencegah stunting

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah telah menyusun lima strategi nasional untuk percepatan penurunan angka stunting dan pencegahanya. Strategi ini disusun melalui proses penilaian dan diagnosis yang komperhensif, hingga menetukan prioritas kegiatan yang dilakukan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai koordinator kampanye nasional telah melakukan kampanye menggunakan berbagai media, TV, radio, media cetak, daring, media sosial sampai pertunjukan rakyat, dan forum. Program unggulan yang sedang dijalankan adalah Genbest 2019.

Kasubdit Informasi dan Komunikasi Kesehatan Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia Kemenkominfo, Marroli J Indarto, menjelaskan, Genbest 2019 adalah salah satu kampanye nasional yang melibatkan generasi millennial untuk peduli terhadap penanggulangan stunting di lingkungan sekitar.

Gaya hidup generasi milenial saat ini cenderung tidak sehat. Sebagai generasi yang produktif, maka para remaja ini harus memiliki pengetahuan mengenai hidup sehat agar dapat melahirkan generasi yang unggul.

“Saat ini masih banyak remaja yang tidak memperhatikan kebutuhan gizinya. Pola konsumsi gizi pada remaja saat ini rata-rata kurang terarah. Banyak remaja putri yang menjalani diet tidak sehat karena terobsesi memiliki tubuh langsing, sehingga mereka lupa mengonsumsi gizi yang seimbang”, kata Marroli dalam rilisnya, Selasa (27/8).

Marroli menambahkan pencegahan stunting salah satunya dengan cara menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang kompeten untuk menghadapi bonus demografi tahun 2030. Menurut dia, tahun itu diperkirakan 68 persen penyangga ekonomi Indonesia adalah usia produktif yang lahir saat ini.

“Generasi saat ini harus diberikan pengetahun yang cukup tentang cara hidup sehat, karena mereka akan menjadi penyangga ekonomi Indonesia saat puncak bonus demografi tiba,” ujar Marroli.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan untuk mewujudkan SDM yang mampu bersaing di lingkungan regional dan global diperlukan manusia-manusia yang sehat dan kuat. Untuk mewujudkan itu Presiden berkomitmen menurunkan angka stunting di Indonesia.

“Namun, untuk mencetak SDM yang pintar dan berbudi pekerti luhur harus didahului oleh SDM sehat dan kuat. Kita turunkan angka stunting sehingga anak-anak kita bisa tumbuh menjadi generasi yang premium,” kata Jokowi dalam pidatonya dalam Sidang Bersama DPR dan DPD, di Jakarta (16/8).

Pemerintah akan mendorong penguatan kebijakan pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan masyarakat, mencakup pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, pemberian bantuan pangan dan makanan tambahan, investasi dan inovasi pengembangan produk, dan keamanan pangan sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 36/2009tentang Kesehatandan Undang-Undang No 18/2012 tentang Pangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement