REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui program Merdeka Sinyal 2020, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menargetkan seluruh wilayah di Tanah Air mendapatkan jaringan internet pada akhir tahun depan. Dengan begitu informasi pun bisa tersebar secara merata.
Menanggapi itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Papua Barat Mulyadi Djaya mengatakan, selama ini sekitar 60 persen masyarakat di kawasan Papua khususnya Manokwari sudah terjangkau internet. Hanya saja, daya beli masyarakat Papua masih rendah untuk dapat mengakses internet dengan membeli paket atau berlangganan WiFi.
“Tingkat pengangguran anak SMA (Sekolah Menengah Atas) dan sarjana tinggi. Lalu mereka membeli paket internet, uang dari mana kalau tidak punya penghasilan?” ujar Mulyadi saat dihubungi Republika.co.id.
Menurutnya, internet seperti pisau bermata dua, ada positif maupun negatifnya. Jika dilihat dari sisi positif, kata dia, internet bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang merata di seluruh pelosok, tergantung arahan dari para guru maupun orang tua.
“Sementara, internet juga banyak digunakan untuk hal negatif. Misalnya pornografi, kejahatan, dan pemborosan waktu yang tidak bermanfaat,” tuturnya.
Maka, menuju program Merdeka Sinyal 2020 diberlakukan di seluruh kawasan Papua Barat, Mulyadi menyebutkan, Muhammadiyah memberikan edukasi melalui kegiatan pengajian rutin. Mulai dari tingkat ranting hingga ke berbagai daerah Muhammadiyah.
“Melalui amal usaha dari TK (Taman Kanak-kanak) sampai Perguruan Tinggi Muhammadiyah seluruh Papua Barat, kita juga sudah menerbitkan buku Fiqih Informasi mengenai cara menggunakan media sosial yang berdaya guna Islami,” jelas Mulyadi. Muhammadiyah, ujar dia, berupaya menjadikan internet sebagai media dakwah amar makruf nahi munkar.