Produk-produk lokal andalan seperti kerajinan tangan serta batik masih menjadi primadona pengunjung. Selain itu juga produk lokal lainnya seperti sarung goyor, gitar, dan tatah sungging tak kalah menarik perhatian.
“Tidak kalah ramai produk unggulan olahan kami dibidang kuliner juga ramai pengunjung. Sedangkan batik masih menjadi produk lokal yang paling banyak diminati dan terlaris selama expo ini,” jelas dia, Jumat (30/8/2019).
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo Agus Santosa sangat mengapresiasi kegiatan ini. Pagelaran potensi tingkat nasional ini memang cukup mencuri perhatian. Pihaknya berharap gelar potensi tahun depan bisa bertaraf Internasional.
“Penyelenggaraan expo ini diharapkan mampu membawa kontribusi pada masyarakat dan kabupaten. Apalagi terdapat 19.840 UMKM di Sukoharjo yang diharapkan bisa memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” ungkap Sekda.
Dengan pemberdayaan UMKM di Sukoharjo pihaknya berharap angka pengangguran juga bisa dituntaskan. Sebab angka pengangguran di Sukoharjo mencapai 2.78 persen.
“Dalam persaingan terbuka yang semakin sempit kunci usaha sukses bukan hanya modal. Namun juga bertaruh pada usaha dan kecepatan menangkap peluang,” jelas dia.
Agus memberikan beberapa catatan sebagai evaluasi seperti meningkatkan promosi, serta menambah variasi wilayah peserta expo dan variasi produk.
“Meski ini event nasional pertama, capaiannya cukup memuaskan. Karena kita berhasil meraih omzet hingga Rp 2.7 miliar,” kata dia.
The post appeared first on Joglosemar News.