Senin 02 Sep 2019 08:18 WIB

Tahun yang Berat Bagi SBY dan Keluarga

Belum genap 100 hari istri tercinta berpeluang menghadap Allah, Ibunda juga menghadap

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan sosok ibunda almarhumah Siti Habibah di kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/8/2019).
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan sosok ibunda almarhumah Siti Habibah di kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Rizky Suryarandika, Sapto Andika Candra

Dalam waktu yang tak terpisah sedemikian jauh, presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus kehilangan dua orang terkasihnya.

"Tahun ini adalah tahun yang berat bagi saya dan keluarga. Tahun yang penuh ujian dan cobaan. Belum genap 100 hari istri tercinta, Ibu Ani Yudhoyono, berpeluang menghadap Allah. Kemudian, tadi malam Ibunda juga menghadap sang khalik," kata SBY di TPU Tanah Kusir, Sabtu (31/8) dengan suara tertahan dan bergetar.

SBY dan keluarganya mengenakan baju koko putih, peci hitam, dan celana hitam. Ibunda SBY, Siti Habibah, wafat pada usia 93 tahun setelah menjalani perawatan di RS Mitra Cibubur pada Jumat (30/8).

Ibunda SBY dirawat di rumah sakit sejak awal Agustus. Perawatan intensif memang sempat diberikan kepada Eyang Habibah, sapaan akrab Siti Habibah, yang kondisi kesehatannya terus menurun karena faktor usia. Eyang Habibah mengembuskan napas terakhir pada Jumat, pukul 19.23 WIB, di RS Mitra Keluarga Cibubur, Jakarta Timur.

Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka, di Puri Cikeas, hingga Sabtu (31/8) siang sebelum akhirnya dimakamkan di blok khusus area makam perintis dan pejuang kemerdekaan TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Sejak pagi, masyarakat umum sudah memadati rumah duka untuk ikut melayat dan mendoakan kepergian almarhumah Eyang Habibah.

Eyang Habibah diketahui merupakan putri salah satu pendiri Pondok Pesantren Tremas di Pacitan. Ia kemudian menikahi Raden Soekotjo, seorang pensiunan tentara Angkatan Darat dengan pangkat akhir pembantu letnan satu (peltu). Dari pernikahan itu, pada 1949, lahir Susilo Bambang Yudhoyono yang oleh kedua orang tua akrab dipanggil “Sus”.

Kala SBY tengah menimba ilmu di Akabri, Magelang, pada 1970-an, Soekotjo yang punya trah bangsawan Jawa meninggal dunia. Otomatis, Eyang Habibah yang kemudian menuntun SBY menuju puncak kariernya.

"Almarhumah Siti Habibah adalah seorang ibu yang semasa hidupnya telah sukses menyiapkan, mendidik, dan mengantarkan putranya menjadi seorang pemimpin," tulis Presiden Joko Widodo melalui akun Instagram-nya, Sabtu (31/8/2019).

Presiden Jokowi juga menyinggung satu pengakuan SBY yang bisa jadi punya pengaruh besar terhadap kariernya. Menurut Jokowi, mengutip autobiografi SBY, Habibah beberapa kali membawa SBY muda ke makam Sukarno. "Seingat saya, almarhumah juga adalah seorang pengagum Bung Karno. Beberapa kali beliau mengajak sang putra, semasa masih menjadi seorang taruna, berziarah ke makam Bung Karno," tulis Jokowi.

Jenazah Eyang Habibah tiba di blok khusus TPU Tanah Kusir, Sabtu, pukul 14.10 WIB. SBY berjalan di belakang peti jenazah sang ibundanya menuju liang kubur. SBY tampak murung sepanjang permakaman. Tak ada raut senyum dari wajahnya. Terlebih saat dirinya mengalungkan bunga ke nisan ibundanya.

Selain masyarakat umum, sejumlah tokoh nasional juga terlihat hadir untuk melepas kepergian Eyang Habibah dan menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga SBY. Terlihat silih berganti hadir di rumah duka di antaranya adalah para pejabat pemerintahan di era Presiden SBY, seperti Aburizal Bakrie dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir bersama istri. Terlihat pula mantan wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ikut melayat.

Presiden Jokowi pun ikut bertakziah ke Puri Cikeas. Jokowi tiba di rumah duka sekitar pukul 11.53 WIB mengenakan kemeja batik dan peci hitam. Presiden disambut langsung oleh Agus Harimurti Yudhoyono sebelum menuju ke dalam dan bertemu langsung dengan SBY.

photo
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (kanan) saat bertakziah ke rumah duka di kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/8/2019).

Saat menyalami SBY, Jokowi sempat menyampaikan harapannya agar almarhumah Eyang Habibah meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah. "Maturnuwun, Allah membalas kebaikan Bapak," jawab SBY lirih sambil membalas jabat tangan Jokowi.

Presiden keenam RI itu juga menyampaikan permohonan maaf atas segala khilaf yang dilakukan sang ibunda semasa hidupnya. "Sungguh berat, tetapi saya yakin bahwa keputusan Allah, takdir Allah, dan rencana Allah jauh lebih baik dan lebih indah. Ibunda tersayang, selamat jalan. Menghadaplah Sang Khalik dengan tenang dan damai," ujar SBY sebelum jenazah Eyang Habibah dimakamkan di TPU Tanah Kusir.

Dalam doanya, SBY juga berharap agar arwah almarhumah Eyang Habibah dipertemukan dengan almarhumah Ani Yudhoyono di surga Allah SWT kelak. "Juga kelak juga dipertemukan dengan kami-kami semua, dengan izin Allah, di taman surga Allah SWT," kata SBY. Proses pemakaman Eyang Habibah juga dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim, Andi Malarangeng, dan besan SBY, Hatta Rajasa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement