REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- SD Juara Jayapura mengadakan outing class ke Kampus IAIN Fattahul Muluk Papua. Kegiatan dilakukan dengan apel pagi (mengecek persiapan siswa), shalat dhuha berjamaah, berdoa bersama dan siswa mendengarkan pengarahan dari kepala Sekolah yang menguatkan situasi aman sebelum naik bus.
Pukul 07.40 WIB rombongan SD Juara Jayapura jalan menuju Kampus, di tengah perjalanan mereka mengalami kendala yaitu turunnya aksi demo damai jilid II, mereka kemudian diarahkan pihak Polisi untuk menghindari aksi tersebut. "Setelah 10 menit berlalu, kami melanjutkan perjalanan menuju Kampus, perjalannya naik gunung dan sepi dikarenakan ada aksi demo tersebut," ujarnya.
Sampai dikampus dan disambut baik oleh Ummi Eri Alhamid (istri Rektor) beserta jajarannya dan Kaprodi PAUD yang memberikan arahan langsung untuk mengikuti kegiatan yang sudah disusun. Kemudian bertemu Rektor Idrus Alhamid beserta jajarannya. Beliau memberikan saran kepada sekolah (kepala sekolah) agar sekolah juara kedepannya menjadi sekolah model berbasis Agama yang dapat melahirkan Tahfidz-tahfidz dan berkarakter sehingga mampu bersaing dengan sekolah-sekolah unggul.
"Alhamdulilah, kampus siap bekerja sama dalam tenaga pendidikan PPL dan kami dapat bantuan wireless," katanya.
Setelah itu siswa dan guru SD Juara menikmati pemandangan gunung, danau sentani dan perumahan-perumahan. Setelah itu, siswa mengikuti banyak kegiatan yang sudah disusun seperti mendengarkan dongeng dan tepuk-tepuk yang disampaikan oleh Ketua Kaprodi PAI yaitu Sigit Purwaka.
Sudah tibanya Shalat Zuhur Berjamaah di Masjid Alhamid. Pukul 13.00 WIT, rombongan siap-siap untuk kembali kesekolah, tetapi mendapatkan informasi bahwa masih ada aksi demo yang anarkis dijalan utama. Sehingga menunda perjalan, siswa diarahkan ke gedung Multi media untuk mendengarkan motivasi dari Kepala sekolah agar siswa tidak merasa panik dan takut dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat itu.
Setelah mendapatkan informasi ada jalan alternatif, bus yang berisi semua siswa dan guru kelas terpisah dari rombongan, ternyata bus masuk dijalur yang rawan karena didepan ada aksi demo yang anarkis. "Akhirnya kami dihadang oleh warga sekitar untuk putar haluan, sehingga kami bertemu dengan aparat dan menanyakan kondisi jalan utama agar kami bisa kembali kesekolah dengan selamat. Kami diarahkan agar singgah di Rumah Sakit Bayangkara Kotaraja, disitu banyak aparat yang menjaga," katanya.
Guru kelas dan salah satu orang tua siswa mencari informasi tentang situasi jalan. Mereka mendapatkan informasi dengan bantuan orang tua siswa yang menggunakan motor. Dalam keadaan situasi yang menegangkan, siswa SD juara tidak merasa takut karena percaya dengan berdoa kepada Allah SWT akan memberikan pertolongan dan melindungi.
"Ditengah-tengah perjalanan pulang kami menyaksikan bekas-bekas aksi demo yang anarkis seperti banyak bangunan yang rusak, bekas bakar dan banyak para-para jalan (tempat jualan pedagang kecil) yang rusak. Siswa dalam bus tetap tenang karena mereka belum mengerti keadaan yang terjadi, guru kelas memberikan sedikit Uswatun Hasanah pemahaman dan motivasi kepada siswa agar tetap tenang walaupun dalam keadaan tegang. Sesuai dengan salah satu isi Dwi Darma Pramuka Siaga Berani dan Tidak Putus asa," katanya.