REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Aparat terus melakukan penyelidikan kecelakaan beruntun yang melibatkan 20 kendaraan di ruas Tol Cipularang KM 91+200 jalur B, Kabupaten Purwakarta.
Penyelidikan ini, untuk mengetahui penyebab pasti dari kecelakaan tersebut. Untuk sementara, kuat dugaan kecelakaan yang mengakibatkan delapan tewas ini, karena rem blong yang dialami dua kendaraan dump truck.
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi, mengatakan, ia sudah melihat tempat kejadian perkara (TKP), melihat kondisi korban yang selamat, termasuk melihat jasad korban yang meninggal dunia.
Hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi, termasuk saksi yang merupakan pegawai proyek di lokasi kejadian, kecelakaan itu disebabkan oleh dua truk bermuatan tanah.
"Kedua dump truck itu mengalami rem blong di lokasi kejadian," ujar Rudy, saat menggelar konferensi pers di RS Abdul Radjak Purwakarta, Selasa (3/9).
Petugas membawa jenazah korban kecelakaan beruntun Tol Cipularang KM 92 di RS MH Thamrin, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019).
Rudy menuturkan, berdasarkan keterangan saksi utama, yakni sopir dump truck inisial SB, sebelum kejadian ia sempat menerima telepon dari sopir dump truck yang ada didepannya, yakni Dedi Hidayat. Dedi mengungkapkan ke SB, jika rem kendarannya mengalami blong.
Lalu, dalam percakapan itu SB meminta Dedi untuk menepikan kendaraannya di bahu jalan. Namun, entah mengapa dump truck yang dikendarai Dedi itu terguling, dengan posisi melintang di tengah jalan. Akibat kejadian itu, sopir Dedi Hidayat meninggal dunia.
Kemudian, dari arah Bandung ada lima kendaraan yang lajunya terhenti akibat kejadian kecelakaan dump truck terguling itu. Saat menunggu evakuasi kendaraan itu, dari atas (arah Bandung) datang dump truck yang dikemudikan SB dengan kecepatan tinggi.
Laju kendaraan itu jadi tak terkandali. Akibatnya, dump truck yang dikemudikan SB menabrak lima kendaraan didepannya. Lalu, truk yang mengangkut tanah itu ditabrak oleh 15 mobil di belakangnya. "Penuturan SB kepada kami, rem kendaraannya juga mengalami blong saat di lokasi kejadian," ujarnya.
Akan tetapi, sambung Rudy, pihaknya tetap akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Mengingat, hasil sementara olah TKP, menyebutkan dua dump truck itu lajunya menjadi tak terkendali, salah satunya akibat muatan yang over load.
Seharusnya, truk itu mengangkut 20 ton tanah. Namun, pada kenyataannya membawa 34 ton tanah. Akibatnya, saat melaju di jalan yang menurunan, pengereman mendadak yang dilakukan sopir tidak efektif. Terlebih lagi, dump truck kedua meluncur dengan kecepatan tinggi.
"Makanya, kita akan terus selidiki sampai hasil resmi olah TKP keluar. Hasil tersebut, akan kita komparasikan dengan keterangan saksi-saksi," jelasnya.