REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana membangun empat pembangkit listrik di daerah terpencil timur Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk mendukung Program 35 ribu Megawatt yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
Proyek tersebut melibatkan beberapa BUMN, salah satunya PT PP (Persero) Tbk yang diberikan kesempatan untuk mewujudkan pembangunan empat pembangkit listrik. Nantinya pembangunan empat pembangkit listrik dilakukan pada waktu bersamaan di lokasi terpisah dan berada di lokasi terpencil untuk Dual Fuel Mobile Power Plant.
Direktur Operasi 3 PP Abdul Haris Tatang mengatakan perseroan bekerja sama dengan Wärtsilä Finland sebagai pemasok utama gas engines untuk pembangkit listrik. Seluruh mesin pendukung pembangkit listrik dirakit dan dikirim langsung dari Finlandia ke Indonesia melalui pengiriman jalur laut.
“Perseroan telah melakukan terobosan baru dan langkah yang besar dalam mentuntaskan proyek pembangkit listrik dari sisi kualitas pekerjaan yang efisien terutama dari sisi HSE (health, safety, environment), sehingga mampu menghasilkan pembangkit listrik berkualitas tinggi,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Jumat (6/9).
Abdul mengakui perseroan menghadapi berbagai tantangan selama proses konstruksi seperti keterbatasan sumber daya, jalur pengiriman engine gas yang jauh, tantangan geografis dan kondisi cuaca serta masa konstruksi yang cukup singkat.
“Dengan sinergi dan koordinasi yang baik seluruh stakeholders, tantangan tersebut mampu membawa warna tersendiri, hingga akhirnya empat pembangkit listrik selesai dengan kualitas terbaik dan tepat waktu, tepat biaya, menerangi rumah-rumah masyarakat di daerah terpencil Indonesia,” jelasnya.
Keempat pembangkit listrik tersebut antara lain Mobile Power Plant 20 MW Nabire PLTMG terletak di Nabire, Provinsi Papua, dengan masa pembangunan selama enam bulan; Mobile Power Plant Ternate 30 MW PLTMG terletak di Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara, dengan masa pembangunan selama enam bulan; Mobile Power Plant 20 MW Flores MHP, terletak di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan masa pembangunan selama 12 bulan; dan Mobile Power Plant PLTMG bontang 30 MW, terletak di Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, dengan masa pembangunan selama sembilan bulan.
Ke depan, perseroan berupaya merealisasikan proyek empat pembangkit listrik yang diamanahkan pemerintah. Hal ini turut didukung oleh empat penghargaan dalam ajang Asian Power Awards 2019 sebagai perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka di Indonesia.
Perseroan mengantongi empat penghargaan tersebut antara lain Kategori Renewable Projects Wind Power Project of The Year” untuk Tolo 1 Wind Power Plant 72 MW, Kategori Renewable Projects, Solar Power Project of The Year untuk Solar PV Power Plants 42 MW in 4 Locations in Indonesia. Bronze Award - Kategori Supporting Projects, “Fast-Track Power Plant of The Year” untuk Mobile Power Plant and Fixed Type Gas Engine Power Plant Package VII dan Gold Award - Kategori Supporting Projects, Dual Fuel Power Plant of The Year” untuk Mobile Power Plant and Fixed Type Gas Engine Power Plant Package VII.