SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM- Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Solo-Purwodadi tepatnya di Desa Doyong, Miri, Sragen, Jumat (6/9/2019) pagi. Satu orang pelajar tewas mengenaskan usai terlindas Bus Karno Putro dalam insiden kecelakaan di pagi buta itu.
Kecelakaan tersebut melibatkan tiga kendaraan, yakni Honda Beat AD 2361 BFE yang dikemudikan dua pelajar, mobil tak dikenal, dan Bus Karno Putro bernopol AD 1554 CE.
Korban tewas diketahui bernama Andika (15), pelajar asal Dukuh Tawangsari RT 30, Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen. Ia membonceng Honda Beat AD 2361 BFE yang dikendarai temannya, Dimas Tertonoto (16), asal Dukuh Pendem RT 22, Sumberlawang, Sragen.
Sementara, Bus Karno Putro dikemudikan Sarmono (46), warga Girikota RT 2/1, Girimargo, Miri, Sragen. Data yang dihimpun di lapangan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. Kedua pelajar itu hendak berangkat sekolah.
Mereka melaju dari Pendem Sumberlawang menuju ke arah Gemolong. Sesampai di lokasi kejadian, mereka menyenggol mobil tak dikenal dan kemudian pembonceng terpelanting.
“Saat pembonceng jatuh ke jalan, langsung ditabrak Bus Karno Putro dari arah depan (Gemolong). Korban meninggal dengan kondisi sangat mengenaskan,” ujar Didik, salah satu warga setempat.
Sementara, pelajar yang membawa motor, justru selamat dan hanya mengalami lecet-lecet kecil. Pun dengan sopir bus Karno Putro, juga selamat.
Sementara mobil tak dikenal langsung kabur. Kapolres Sragen, AKBP Yimmy Kurniawan melalui Kasubag Humas AKP Agus Jumadi membenarkan kecelakaan maut tersebut.
Menurutnya, satu korban meninggal berstatus pelajar yang berboncengan dengan temannya.
“Satu korban meninggal di lokasi kejadian. Saat ini motor dan bus, sudah diamankan di Mapolsek untuk barang bukti kepentingan proses hukum lebih lanjut,” paparnya.
Atas kejadian itu, AKP Agus kembali mengimbau kepada pengendara untuk lebih berhati-hati dalam berkendara di jalan raya. Jika hendak mendahului, harus dipastikan situasi jalur dan arus dalam kondisi memungkinkan.
“Kemudian untuk orangtua sekali lagi jangan membiarkan putra putrinya yang masih di bawah umur untuk berkendaraan. Kalau ke sekolah, lebih baik diantar. Semua demi keselamatan, karena data menunjukkan angka kecelakaan dan korban jiwa tertinggi didominasi pelajar,” tandasnya.
The post appeared first on Joglosemar News.