Ahad 08 Sep 2019 18:03 WIB

Pasangan di Tasikmalaya Menikah dengan Mahar Saham

Pasangan tersebut ingin menyuguhkan sesuatu yang tidak basa dalam pernikahan mereka.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolanda
Pasangan di Tasikmalaya menikah dengan mahar berupa logam mulia, emas, dan juga saham sebanyak 2.500 lembar, Ahad (8/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pasangan di Tasikmalaya menikah dengan mahar berupa logam mulia, emas, dan juga saham sebanyak 2.500 lembar, Ahad (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Prosesi pernikahan antara Firmansyah (37 tahun) dan Cahya Kamila (27) sekilas nampak biasa. Prosesi akad nikah yang dilakukan di Gedung Ukhuwah, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, disaksikan oleh keluarga kedua keluarga mempelai, juga mengundang penghulu dari KUA setempat. 

Dalan pernikahan itu, semua memang tampak normal. Yang berbeda hanyalah mahar yang diberikan Firman kepada Cahya. Selain memberikan logam mulia seberat 5 gram dan emas sebanyak 13 gram, Firman juga memberi sebuah sertifikat 2.500 lembar saham PT Malindo Feedmill Tbk, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang peternakan dan pengolahan makanan. Angka per lembar saham di perusahaan itu tercatat Rp 895 pada Jumat (6/9).

Bukan tanpa sebab Firman memilih saham perusahaan itu sebagai mahar kepada calon istri, yang kini telah resmi dinikahinya. Pasalnya, Firman dan Cahya bekerja di perusahaan tersebut. Dengan memiliki saham perusahaan tempatnya bekerja, otomatis pasangan suami istri itu tercatat sebagai salah satu di antara pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.

"Jadi biar atasan tahu anak buahnya bisa nain saham, juga bisa jadi owner," kata Firman seraya tertawa setelah melakukan proses akad nikah, Ahad (8/9).

Ia memang ingin melakukan sesuatu yang berbeda dengan yang lainnya. Karena itu, selain emas dan logam mulia, saham juga dipilih, lantaran Firman juga merupakan investor yang kerap bermain saham. 

"Ini ide saya sendiri, kalau emas itu kan sudah biasa. Biar ada yang beda, saya ngomong mau memaharkan saham, dan dia terima," kata lelaki asal Kiaracondong, Kota Bandung itu.

Ia menjelaskan, saat ini permainan saham bukanlah hal yang tabu lagi untuk masyarakat awam. Artinya, yang bisa bermain saham bukan hanya dari kalangan menengah atas. Dengan sejuta, kata dia, kita bisa memiliki saham. 

Bukan hanya sekadar mengikuti tren, menurut dia, membeli saham merupakan salah satu instrumen investasi saat ini. "Karena saham likuidnya cepat. Kalau kita perlu dana cepat juga bisa langsung dijual kembali," kata nasabah Mandiri Sekuritas itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement