REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Novel “Kembara Rindu” karya novelis ternama Habiburahman El-Shirazi diluncurkan di Kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera) Bandar Lampung, Ahad (8/9). Meski tak dihadiri langsung sang penulis, acara bincang novel “Kembara Rindu” yang diterbitkan Republika Penerbit ini dihadiri Zulkarnain Zubairi, salah satu pegiat budaya Lampung.
Menurut Zulkarnain, novel berlatar belakang adat dan budaya Lampung Barat tersebut menarik karena berlatar belakang budaya adat kabupaten Lampung Barat.
“Ini bukan novel Lampung tapi ini membawa pesan adat dan budaya Lampung Barat,” ujarnya sebagai narasumber.
Ia mengapresiasi para penulis novel yang berupaya untuk mengangkat latar ceritanya atau latar alamnya dari budaya daerah. Hal ini penting, ujar dia, untuk mengenalkan kekayaan adat dan budaya daerah kepada masyarakat luas, terutama bagi kaum milenial.
Christian Heru Cahyo Saputro, salah seorang seniman yang sempat hadir pada peluncuran novel tersebut mengungkapkan, hadirnya novel berlatar belakang budaya Lampung, setidaknya untuk memviralkan Kabupaten Lampung Barat. “Kembara Rindu ini mengambil setting baru hanya setting bukan novel budaya atau sastra, lebih berpeluang dikembangkan bentuk visual atau film,” ujarnya.
Ia mengatakan, bila novel ini dikembangkan lagi dalam bentuk film, maka Kabupaten Lampung Barat secara visual bisa lebih dilihat orang dari segi pariwisata. Ini bukan novel pertama yang setting-nya mengambil daerah di Lampung Barat.