Rabu 11 Sep 2019 14:14 WIB

PM Selandia Minta Maaf Atas Skandal Kekerasan Seksual Partai

Skandal kekerasan seksual mengguncang Partai Buruh asal PM Selandia Baru.

Red: Nur Aini
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri) bersama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Government House di Auckland, Selandia Baru, Ahad (12/5).
Foto: Hannah Peters/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri) bersama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Government House di Auckland, Selandia Baru, Ahad (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern menyampaikan permohonan maaf atas penanganan partainya terhadap aduan kekerasan seksual yang dilakukan oleh salah seorang anggota partai. “Atas nama Partai Buruh, saya memohon maaf kepada para pelapor untuk penanganan yang dilakukan terhadap kasus ini,” tulis Ardern dalam sebuah keterangan resmi, Rabu (11/9).

Ardern juga menyebut bahwa ia telah menerima surat pengunduran diri ketua partai, Nigel Haworth, karena hal tersebut. Skandal kekerasan seksual itu merupakan hal memalukan bagi Ardern serta bisa menjadi kehancuran untuk koalisi pemerintahan moderat-kiri yang memegang kekuasaan pada 2017. Skandal itu juga disebut membuat partai akan menghadapi pemilihan umum yang sulit pada tahun depan.

Baca Juga

“Mengangkat tuduhan kekerasan seksual adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan, dan kesulitan tambahan yang disebabkan oleh penanganan atas tuduhan itu sangatlah mengecewakan,” kata Ardern menambahkan.

Kasus kekerasan seksual itu dimulai pada tahun lalu, ketika seorang perempuan berusia 19 tahun menjadi korban kekerasan seksual oleh seorang petugas partai. Perempuan itu melaporkan hal yang dialaminya kepada Partai Buruh, termasuk kepada Haworth sebagai pemimpinnya.

Partai melakukan penyelidikan atas kasus tersebut dan menyimpulkan bahwa tidak diperlukan penanganan lebih lanjut terhadap anggota partai itu. Namun, Ardern memerintahkan peninjauan kembali atas kasus itu pada bulan lalu setelah munculnya aduan lain dengan tersangka orang yang sama dan media melaporkan hal mendasar kasus tersebut.

Menurut Ardern, ia tidak pernah mendapatkan laporan dari anggota partainya bahwa kasus itu pada dasarnya merupakan sebuah kasus kekerasan seksual, justru dirinya yang berulang kali menanyakan.

Namun, Ardern melanjutkan, pada Rabu, ia akhirnya membaca surat-surat yang disampaikan oleh pelapor kepada partai dan aduan itu terkonfirmasi sebagai persoalan yang sangat serius. Namun, penanganannya justru hanya menambah kesulitan para pelapor.

Sementara itu, Haworth berdalih bahwa para pelapor tidak pernah memberitahukan tentang keseriusan dari kasus kekerasan seksual itu kepadanya. Dalam keterangan terpisah, Haworth menyebut bahwa dirinya telah mengundurkan diri sebagai Ketua Partai Buruh.

“Saya telah mendapat kesimpulan bahwa di luar hasil proses penanganan terhadap aduan terkait seorang anggota partai, kepemimpinan baru memang diperlukan untuk menindaklanjuti rekomendasi dari proses tersebut,” kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement