REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economic and Finance M Rizal Taufikurahman menilai, BJ Habibie bukan sekadar Presiden RI ke-3.
Lebih dari itu, beliau merupakan seorang ilmuan brilian, teknokrat jenius dan kepala negara yang hebat dan ambisius. Beliau memiliki sikap kehati-hatian dan jitu dalam mengambil setiap keputusan serta kebijakan.
Dalam kancah ekonomi, Rizal mengatakan, BJ Habibie mempunyai sejuta ide dan gagasan yang hebat untuk membangun ekonomi nasional sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Setidaknya ada empat kontribusi ide cerdas dan kebijakan brilian yang futuristik dari seorang BJ Habibie dalam membangun fondasi ekonomi. Pertama, mempercepat konektivitas antarpulau sebagian negara kepulauan melalui pesawat terbang.
"Bahkan, pesawatnya diciptakan dan dibuat atas kemandirian hasil karya anak-anak bangsa," ujar Rizal ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (12/9).
Rizal mengatakan, kebijakan tersebut dilakukan Habibie saat menjadi Menteri Riset dan Teknologi. Saat itu, beliau pernah langsung memimpin proyek pesawat terbang N250. Pencapaian tersebut tidak hanya membanggakan Indonesia, juga sangat memukau dunia.
Warga menyaksikan iring-iringan mobil jenazah Presiden Republik Indonesia ke-3 Bj.Habibie melintas di Kawasan Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Bahkan, Rizal menambahkan, karyanya itu dihasilkan dengan menggunakan Formula Habibie. Hal ini yang menghantarkan almarhum mendapatkan penghargaan Edward Warner Award dan Award von Karman. "Di mana penghargaan tersebut selevel dengan Nobel," tuturnya.
Kontribusi kedua, mengenalkan dan mendorong industrialisasi di saat pembangunan ekonomi Indonesia masih berbasis pertanian. Rizal mengatakan, Habibie mengenalkan industrialisasi yang dibangun berbasis sumberdaya alam dan teknologi yang bersifat mandiri. Industrialisasi ini dapat mendorong efek pengganda dan nilai tambah ekonomi dan daya saing.
Kontribusi berikutnya, penguatan ekonomi nasional melalui restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan. Yaitu dengan membentuk BPPN dan Unit Pengelola Aset Negara. Selain itu, juga membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian utang luar negeri dan mereformasi ekonomi.
Kontribusi lain yang tidak dapat dilupakan, konsep ekonomi Habibie tidak mengenal sistem pasar bebas. Khususnya di pasar keuangan. Rizal mengatakan, hal ini berhasil menekan dolar AS dariRp 12.000 per dolar AS menjadi Rp 6.500 per dolar AS hingga masa jabatannya berakhir. "Dan prestasi ini tidak bisa diikuti oleh presiden-presiden berikutnya," katanya.
Berbagai kontribusi itu diakui Rizal masih dapat dirasakan dampaknya sampai saat ini. Termasuk yang paling fenomenal adalah keputusan Habibie menolak kebijakan International Monetary Fund (IMF) untuk mencabut dan menghapus kebijakan subsidi. Kebijakan ini sampai terkenal sebagai pendekatan yang dikenal di kalangan ekonom sebagai Habibienomics.