REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan mengungkapkan pejabat Saudi diduga terkait Alqaidah yang melakukan serangan 11 September 2001 atau 9/11 di AS.
Pengungkapan dilakukan dalam menanggapi tekanan selama bertahun-tahun dari keluarga korbanserangan itu. Departemen Kehakiman dan pasukan penegak hukum FBI memutuskan membeberkan nama pejabat Saudi mengingat keadaan penting kasus khusus ini.
"FBI mengakui kebutuhan dan keinginan keluarga korban untuk memahami apa yang terjadi pada orang yang mereka cintai dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab," kata Departemen Kehakiman, dilansir Aljazirah, Jumat (13/9).
Departemen Kehakiman tidak menyatakan kapan mereka akan mengumumkan namanya. "Keluarga-keluarga berdedikasi mendapatkan kebenaran, dan kita seharusnya tidak perlu meminta informasi dasar semacam ini atau disimpan dalam kegelapan tentang peran Saudi dalam serangan itu," kata Ketua dari kelompok yang menuntut 9/11 Families & Survivors United for Justice Against Terrorism, Terry Strada.
Kasus ini telah lama mengancam mempermalukan pemerintah Saudi, yang telah berulang kali menolak berhubungan dengan Alqaidah. Hal ini akan membuatnya terkena dampak klaim kerusakan yang bisa mencapai miliaran dolar.
Pejabat Saudi tersebut merupakan yang terakhir dari tiga pejabat utama di Arab Saudi. Mereka disebut dalam laporan FBI mengenai serangan dan diduga membantu beberapa penyerang setelah mereka tiba di AS.
Secara keseluruhan, 19 pria yang 15 di antaranya berasal dari Saudi ambil bagian dalam membajak empat pesawat komersial, kemudian menabrakkannya ke World Trade Center New York dan Pentagon. Hampir 3.000 orang terbunuh di New York, Washington, dan Pennsylvania. Keluarga korban telah menuntut ganti rugi dari pemerintah Saudi.
Sebuah laporan resmi mengenai serangan pada 2002 menyatakan beberapa penyerang menerima dana dari pejabat Saudi. Setidaknya dua diantaranya diduga oleh beberapa orang sebagai perwira intelijen Saudi.
Keduanya adalah Fahad al-Thumairy dan Omar al-Bayoumi yang terikat pada kedutaan besar Arab Saudi di AS pada saat itu. Pada investigasi selanjutnya, Saudi menolak klaim mereka terlibat dengan para pembajak.
Gabriel Elizondo dari Aljazirah, yang melaporkan dari Washington DC mengatakan, nama itu akan diumumkan pertama kali ke pengadilan dan keluarga para korban. "Maka diharapkan para pengacara akan mengajukan banding ke Departemen Kehakiman untuk memiliki nama yang dirilis secara publik, "katanya.
Mantan agen khusus FBI, Coleen Rowley yang mengungkap kegagalan biro itu untuk memperhatikan bukti komplotan sebelum serangan 9/11 tetap mengkritik pemerintah. Ia mengatakan, informasi itu seharusnya tersedia untuk keluarga bertahun-tahun yang lalu.
"Sangat menyedihkan dan memalukan bahwa perlu waktu 18 tahun bahkan untuk sedikit kebenaran ini keluar," kata dia.