LENGKONG, AYOBANDUNG.COM--Hingga Kamis (12/9/2019), sebanyak 170 warga Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, telah dinyatakan mengalami keracunan. Hal ini terjadi selepas menyantap nasi kuning pada acara tahlilan salah satu keluarga. Dua orang meninggal dunia.
Para korban hingga saat ini masih dirawat di sejumlah rumah sakit di kawasan tersebut. Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah menetapkan persitiwa keracunan massal ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Berli Hamdani Gelung Sakti, menyatakan ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan secara saksama sebelum menyantap hidangan. Hal ini penting dilakukan guna menghindari kejadian serupa terulang di kemudian hari.
AYO BACA : Dinkes Jabar Teliti Penyebab Keracunan Massal di Sukabumi
"Masyarakat harus selalu berhati-hati dalam memilih, mengolah, dan menyiapkan makanan. Apalagi yang disajikan dalam jumlah yang banyak. Tentunya harus berkonsultasi atau meminta pendapat dari petugas puskesmas setempat,"ungkapnya ketika dihubungi Ayobandung.com, Jumat (13/9/2019).
Beberapa hal yang perlu diwaspadai, Berli mengatakan, adalah bila makanan sudah berbau tidak sedap ataupun memiliki bau yang berbeda dengan bau khas yang dimiliki makanan tersebut.
"Selain itu, makanan yang konsistensinya berubah juga sudah tidak layak dikonsumsi. Misalnya mencair," jelasnya.
AYO BACA : Permen ‘Sikat Gigi’ Diduga Sebabkan Puluhan Siswa SD Keracunan
Adanya perubahan rasa pada makanan, seperti menjadi asam pun merupakan salah satu indikasi yang menunjukan bahwa makanan tersebut sebaiknya tak dikonsumsi. Sementara itu, untuk mengecek kelayakan makanan dalam kemasan, selain melihat tanggal kadaluwarsa, masyarakat pun dapat memanfaatkan layanan Cek Klik yang dimiliki BPOM.
"Kalau yang menggunakan kemasan tentunya harus yang memenuhi azas-azas pengamanan makanan atau minuman dari BPOM yaitu Cek KLIK," ungkapnya. Hal tersebut dapat diakses melalui laman web cekbpom.pom.go.id.
Dirinya juga menyarankan masyarakat untuk senantiasa menyiapkan makanan yang sesuai dengan pertimbangan keseimbangan gizi. Penyimpanan makanan sesuai dengan sifatnya pun perlu dilakukan.
"Zaman sekarang, dalam menyajikan makanan juga harus mempertimbangkan keseimbangan gizi, yaitu karbohidrat, lemak, dan proteinnya, selain tentu saja keanekaragaman pangan. Misalnya pengganti nasi," ungkapnya.
AYO BACA : Sebabkan Keracunan Massal, 3 Pedagang Pindang di Cianjur Diamankan Polisi