Senin 16 Sep 2019 15:10 WIB

Jokowi Dorong Pengusaha Muda Antisipasi Ancaman Resesi

Pengusaha harus menangkap peluang yang ada, mencegah resesi terjadi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo hadir dalam Musyawarah Nasional (Munas) Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) XVI 2019 di Jakarta, Senin (16/9).
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Joko Widodo hadir dalam Musyawarah Nasional (Munas) Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) XVI 2019 di Jakarta, Senin (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong para pengusaha muda Indonesia agar terus berinovasi dan menyiapkan diri menjadi bangsa produsen. Sebab, kata dia, pada tahun depan akan terjadi revolusi konsumen di mana sebanyak 141 juta penduduk Indonesia diperkirakan akan masuk dalam masyarakat kelas menengah pada 2020 nanti. 

Angka itu disebutnya meningkat hingga 100 persen dibandingkan pada lima tahun yang lalu, di mana sebanyak 70 juta masyarakat masuk dalam kelas menengah. "Revolusi konsumen juga tidak boleh hanya membuat kita menjadi bangsa konsumen, menjadi bangsa konsumtif, menjadi bangsa pasif, hanya menikmati. Revolusi konsumen harus dimanfaatkan sebagai pemacu kita untuk menjadi bangsa yang produsen," ujar Jokowi saat membuka Munas HIPMI di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (16/9).

Peningkatan jumlah masyarakat konsumen kelas menengah ini disebutnya akan menjadi daya tarik bagi investasi bisnis global. Apalagi di tengah-tengah situasi perang dagang dan ancaman resesi ekonomi, maka masyarakat konsumen di Indonesia akan semakin menjadi magnet bagi para investor dunia.

"Oleh sebab itu kita harus mempersiapkan diri agar tidak terkena dampak dan bahkan dengan situasi seperti itu kalau bisa kita mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada, sehingga menguntungkan negara kita," ungkap Presiden.

Karena itu, ia menekankan pentingnya para pengusaha muda untuk menyiapkan diri sebagai bangsa produsen sehingga dapat merebut pangsa pasar di dalam negeri. Salah satu cara yang akan dilakukan pemerintah agar pengusaha Indonesia juga mampu merebut pangsa pasar yakni dengan mengundang banyak investasi yang mampu menciptakan spillover.

"Menurut saya investasi global yang masuk tidak boleh hanya datang dengan pabrik dan tenaga kerja saja. Investasi harus menciptakan lebih banyak spillover. Sekali lagi kata kuncinya adalah spillover," ujar dia.

Investasi-investasi yang masuk harus bisa memberikan dampak kepada para pengusaha muda sehingga mereka juga mampu menguasai berbagai bidang dalam berbisnis. Jokowi pun menekankan, pemerintah juga perlu turun tangan membuka peluang bagi pengusaha muda untuk mengembangkan bisnisnya. 

"Pengusaha muda tidak boleh hanya jadi penonton di negeri sendiri. Pemerintah akan berbuat dengan segala cara agar spillover tadi terwujud. Pemerintah akan menghapus regulasi-regulasi," tambah Jokowi.

Selain itu, pemerintah juga akan terus memperkuat kelembagaan kabinet yang mengurus investasi serta mampu membujuk investor yang dapat menciptakan spillover. Pemerintah, kata dia, tak ingin mendatangkan investasi global yang hanya mengeksploitasi bangsa. 

"Pemerintah akan terus memperkokoh kelembagaan dan kebijakan di bidang perindustrian yang memfasilitasi dengan cepat tumbuhnya industri supply chain dari investasi global. Kita akan mempercepat industrialisasi nasional dengan cara-cara ini," tambahnya. 

Tak hanya itu, ia juga berjanji pemerintah akan memperkokoh kelembagaan dan kebijakan perdagangan yang tak hanya mampu membuka pasar global tapi juga mampu melindungi pengusaha nasional dari kompetisi dunia yang tidak adil. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement