REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sleman menginisiasi perpaduan zakat dan wakaf. Hal itu dilaksanakan melalui program Zakat Wakaf Community Development (ZWCD).
Ketua Baznas Sleman, Kriswanto telah melakukan peluncuran Kampung Zakat Wakaf pekan lalu. Kampung Zakat Wakaf dikukuhkan di Masjid Al Iman, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi.
Ia mengatakan, terobosan itu belum ada duanya di Indonesia. Menurut Kriswanto zakat dan wakaf memang memiliki tujuan yang sama, yakni sama-sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, saat ini wakaf tidak selalu dalam bentuk fisik seoertu bangunan dan lain-lain. Dalam perkembangannya wakaf banyak dilakukan berupa wakaf produktif yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
"Mohon doanya semoga program ini bisa berjalan dengan lancar," kata Kriswanto.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, memiliki harapan tersendiri terhadap program tersebut. Ia berharap, ZWCD dapat semakin menekan angka kemiskinan yang masih ada di Kabupaten Sleman.
Ia berpendapat, kerja sama Pemkab Sleman dan Baznas Sleman selama ini terbukti mampu menurunkan tingkat kemiskinan. Angka kemiskinan pada 2016 mencapai 10,60 persen, turun jadi 9,48 persen pada 2017.
"Dan turun lagi pada 2018 menjadi 8,77 persen," ujar Sri.
Pada kesempatan itu, Baznas Sleman melakukan kunjungan lapangan ke Kampung Ternak di Dusun Tunggularum, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi. Mereka serahkan bantuan 20 kambing ke kelompok ternak Ngudi Rezeki.
Rencananya, akan ada sebanyak 200 ekor kambing bantuan yang akan diserahkan secara bertahap. Bantuan kepada kelompok ternak diberikan melalui program Zakat Community Development (ZCD) Baznas pusat.
Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Tarmizi Tohor, yang turut hadir memberikan apresiasinya. Ia merasa, itu merupakan aksi-aksi nyata pemanfaatan zakat dan wakaf untuk tanggulangi kemiskinan.
"Ini sesuai yang kita harapkan dan kita anjurkan, bagaimana wakaf dapat mengentaskan kemiskinan di dalam tubuh umat Islam itu sendiri," kata Tarmizi.