Rabu 18 Sep 2019 07:20 WIB

Netanyahu Gagal Bentuk Koalisi

Netanyahu juga gagal membentuk koalisi pada pemilu putaran pertama.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Seorang perempuan memberikan suaranya dalam pemilihan (pemilu) putaran kedua di kota Arab Kfar Manda, Israel, Selasa (17/9).
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Seorang perempuan memberikan suaranya dalam pemilihan (pemilu) putaran kedua di kota Arab Kfar Manda, Israel, Selasa (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSLEM -- Partai Likud sayap kanan Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal mendapatkan mayoritas suara penting untuk membentuk koalisi di parlemen. Hal itu dilihat berdasarkan exit poll usai pemungutan suara putaran kedua Israel, Selasa (17/9) waktu setempat.

Exit poll menunjukkan Partai Likud Netanyahu gagal mengamankan 61 kursi di parlemen untuk membentuk pemerintahan koalisi. Menurut badan penyiaran publik Israel, KAN, partai Likud mengantongi total 56 kursi sedangkan aliansi sentris Blue and White yang dipimpin Benny Gantz dan partai-partai kirinya mengamankan 43 kursi.

Baca Juga

Dilansir Anadolu Agency, partai nasionalis sayap kanan mantan menteri pertahanan Avigdor Lieberman Yisrael Beiteinu mampu mendapatkan 10 kursi di parlemen. Hal itu menjadikannya elemen kunci dalam skenario koalisi. Partai Lieberman sebelumnya menolak bergabung dengan jajaran koalisi Netanyahu dalam pemilihan sebelumnya.

Sementara blok Palestina mampu mengirim total 12 anggota parlemen. Exit poll yang disurvei dari Channel 13 mengatakan Partai Likud Netanyahu memenangkan 31 kursi dan koalisi sayap kanannya memperoleh total 54 kursi. Sedangkan partai Blue and White memenangkan 33 kursi.