REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya termasyhur sebagai seorang ksatria, Matraki pun dikenal sebagai seorang miniaturis, kaligrafer, dan seorang pelukis yang ulung. Dia memiliki keahlian yang luar biasa dalam melukis.
Setiap kali ikut dalam ekspedisi penaklukan yang dilakukan Kerajaan Usmani Turki, Matraki tak pernah lupa untuk menggambar dan melukiskan tempat-tempat yang disinggahi pasukan istana. Selain itu, dia juga selalu menjelaskan setiap tempat yang dikunjunginya, mulai dari Istanbul hingga ke Baghdad melewati Tabriz. Kota-kota yang berhasil ditaklukan Kekhalifahan Usmani Turki dari genggaman Kerajaan Safavid semua dicatat dan digambarkan secara detail oleh Matraki.
Jalur yang dilalui Matraki berbeda dengan yang dilalui pasukan militer Usmani Turki - mereka menempuh perjalanan dari Istanbul ke Baghdad melalui Sivas-Erzurum dan kembali melalui jalan Diyarbakir- Allepo.
Bahkan, secara khusus dia meng gambar peta daratan dengan jenis relief dalam kitab yang di tulisnya Bayen-i Manezil-i Safar-i Iraqayn-i Sultan Saleyman Khan. Buku itu berisi informasi yang detil mengenai ekspedisi pertama Sul tan Sulaiman Al- Qanuni saat me lawan Kerajaan Sapavid Iran an tara tahun 1533 M hingga 1536 M.
Sejarah mencatat Matraki yang juga berhasil menciptakan gaya tulisan kaligrafi khas Usmani Turki. Gaya tulisan kaligrafi yang ditemukan itu bernama kalem-i divani. Sebelum gaya tulisan kaligrafi khas Turki diciptakan Matraki, Kekhalifahan Usmani Turki masih menggunakan tulisan kaligrafi khas Iran: ta’lik.
Matraki tutup usia pada 28 April 1564 M. Jabatan terakhir yang diembannya adalah memimpin kantor yang mengurusi masalah kuda-kuda istana. Masyarakat Turki mengagumi keberhasilan yang pernah dicapainya.
Tak heran, bila karya-karyanya disejajarkan dengan Leonardo da Vinci. Untuk mengenangnya, Radio dan Televisi Turki pada tahun 1979 membuat film dokumenter tentang perjalanan hidup sang ilmuwan dan ksatria fenomenal di abad ke XVI itu.