Ahad 22 Sep 2019 04:32 WIB

Dokter Spesialis Anak: Autisme Bukan karena Imunisasi

Autisme berkaitan dengan imunisasi adalah informasi hoaks

Rep: Yuni Arta Sinambela (cek n ricek)/ Red: Yuni Arta Sinambela (cek n ricek)
Foto: todaysparent.com
Foto: todaysparent.com

Syailendra Naryama Sastraguna Sutowo, anak pertama Dian Sastrowardoyo didiagnosa autisme ketika masih berusia delapan bulan. Ibu dua anak itu pun menyadari kalau putranya ‘berbeda’.

Dokter Caessar Pronocitro, Sp.A, M.Sc. menjelaskan autisme adalah suatu kondisi medis yang memiliki ciri kurangnya kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial, serta adanya perilaku, aktivitas, atau minat yang bersifat khas dan repetitif. “Dalam 20 tahun terakhir, memang tampak adanya peningkatan jumlah anak yang terdiagnosa autisme. Menurut para ahli, data mengenai peningkatan angka kejadian autisme kemungkinan besar disebabkan oleh pengenalan atau identifikasi gejala-gejala autisme yang lebih baik seiring bertambahnya kesadaran masyarakat maupun tenaga medis”, kata dr Caessar saat dihubungi tim ceknricek.com, Sabtu (24/8).

Baca Juga: Dian Sastro Ungkap Putra Pertamanya Menyandang Autisme

Dijelaskan dokter spesialis anak itu bahwa penyebab autisme hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Walaupun berbagai penelitian memunculkan hipotesis seperti kelainan genetik, gangguan selama kehamilan, paparan bahan berbahaya, atau infeksi yang terjadi sebelum atau selama proses kelahiran.

“Namun, yang pasti autisme tidak berkaitan sama sekali dengan imunisasi, seperti hoaks yang sering terdengar di masyarakat”, jelasnya.

Autisme adalah kondisi yang dapat ditemukan sejak usia dini. Pada umumnya, gejala-gejala baru tampak jelas di sekitar usia 18 bulan. Namun, pada usia yang lebih dini autisme juga dapat dikenali. Menurut rekomendasi dari American Academy of Pediatrics, pada bayi berusia 9 bulan telah dapat dilakukan skrining atau pemeriksaan awal perkembangan.

“Apabila dari pemeriksaan ini didapatkan keterlambatan atau ketidakwajaran perkembangan, maka perlu dilakukan pemantauan dan pengecekan lebih lanjut. Pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik dan meyakinkan untuk mengenali gejala autisme dapat dilakukan pada usia 18 bulan”, ucapnya.

BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ceknricek.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ceknricek.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement