Selasa 24 Sep 2019 19:00 WIB

Polri Tuding ULMWP di Balik Rusuh Papua

Banyak pihak terlibat kerusuhan di Papua.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Muhammad Hafil
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Polri menuduh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan Organisasi Pembebasan Papua Barat (ULMWP) sebagai dalang kerusuhan baru yang terjadi di Jayapura, Papua, Senin (23/9). Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), pun dituding sebagai kelompok massa yang disetir untuk  melakukan demonstrasi dan kerusuhan. Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, kelompok-kelompok, tersebut melakukan serangan ke satuan gabungan Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Dalang kerusuhan di Jayapura, kompleks (banyak pihak yang terlibat),” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (24/9).

Baca Juga

Ia menerangkan, kerusuhan di Jayapura, sebetulnya didalangi KNPB. Namun atas instruksi dari organisasi prokemerdekaan yang berbasis di luar negeri, ULMWP. KNPB yang selama ini menyuarakan kemerdekaan Papua Barat di dalam negeri, memanfaatkan AMP yang dalam beberapa pekan terakhir, malakukan aksi pulang kampung ke Bumi Cenderawasih dari kota-kota besar di Indonesia. 

“KNPB ini yang memanfaatkan AMP untuk melakukan tindakan serangan kepada TNI-Polri,” kata Dedi.

Sampai Selasa (24/9) dilaporkan sekitar 733 orang yang terlibat dalam kerusuhan tersebut telah ditangkap. Dedi menjelaskan, mereka yang ditangkap itu dalam pemeriksaan terkait dengan aksi massa yang berbahaya. Termasuk kata dia, untuk menemukan pelaku yang terlibat langsung dengan kerusuhan, pembakaran dan pengrusakan, serta penyerangan kepada petugas keamanan TNI-Polri.

Kerusuhan kembali pecah di Jayapura, dan Jayawijaya, Papua, pada Senin (23/9). Di Wamena, kerusuhan berawal dari aksi para siswa sekolah menengah atas dan kejuruan. Dugaan kerusuhan tersebut, dipicu aksi rasialisme yang kembali terjadi. Aksi para siswa itu nekat membakar bangunan, dan perkantoran, serta sentra ekonomi.

Kantor Bupati Jayawijaya, tak luput dari aksi pembekaran. Tercatat 17 warga sipil meninggal dunia dalam insiden tersebut. Sebanyak 65 orang lainnya, juga mengalami luka-luka. Dandim Wamena Letkol Chandra Diyanto, pada Senin (23/9) mengatakan, korban meninggal kebanyakan disebabkan akibat benda tajam.

Di Jayapura, Kapendam Cenderawasih Letkol Eko Daryanto, Senin (23/9) mengatakan, satu anggota TNI gugur dalam kerusuhan di Expo Waena. Kata dia, kelompok AMP yang melakukan penyerangan kepada petugas.

Selain satu anggota militer yang meninggal dunia, empat orang warga sipil juga tercatat meninggal dunia dalam insiden tersebut. Sementara enam anggota Polri dari Korps Brimob mengalami luka-luka bersama 20 warga sipil lainnya. Kebanyakan korban, dikatakan juga disebabkan sabetan benda tajam.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement