REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (24/9) berakhir ricuh. Polisi menyebut telah menangkap 94 orang yang terduga terlibat dalam kericuhan tersebut.
"Kita sudah mengamankan beberapa orang. Itu lebih kurang jumlahnya sebanyak 94 orang," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/9).
Gatot mengungkapkan, dari jumlah tersebut polisi menyita sebuah bom molotov dari salah satu orang yang tertangkap. Satu orang yang membawa bom molotov itu adalah pelajar.
"Salah satu yang sudah kita katakan bawa bom molotov adalah seorang pelajar dan sudah kita amankan di Polres Jakarta Barat," ungkap Gatot.
Gatot menegaskan, hingga kini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap 94 orang tersebut. Pihak kepolisian masih menyelidiki apakah mereka merupakan bagian dari mahasiswa, masyarakat sipil, atau kelompok tertentu.
"Kita akan pilah-pilah dari mana mereka ini, apakah mereka ini dari adik-adik mahasiswa, kemudian dari masyarakat atau dari pihak-pihak lain, tentunya masih kita dalami," papar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (24/9) berakhir ricuh. Aksi unjuk rasa dari mahasiswa yang menolak RUU KUHP itu berlangsung hingga pukul 01.50 WIB. Sejumlah pos polisi yang ada di bawah jalan layang Slipi, di Palmerah, dan pertigaan Hotel Mulia, serta pintu tol Pejompongan dibakar oleh massa.