Kamis 26 Sep 2019 15:24 WIB

Pascagempa Ambon dan Labuan Bajo, Pelabuhan Tetap Operasi

Warga bahu membahu menolong warga lain yang mengungsi di dataran tinggi.

Suasana bangunan Pasar Apung Desa Tulehu yang roboh akibat gempa bumi di Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019).
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Suasana bangunan Pasar Apung Desa Tulehu yang roboh akibat gempa bumi di Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua gempa mengguncang dua wilayah Indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan pada Kamis (26/9) pagi yaitu di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan magnitude 5,0 SR dan di Ambon, Maluku dengan magnitude 6,8 SR. Pascagempa tersebut, kondisi pelabuhan di kedua wilayah dilaporkan aman dan masih beroperasi normal.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Ambon Yefri Meidison menyatakan, saat ini pelayanan di Pelabuhan Ambon tetap berlangsung walaupun masih tampak sepi oleh para pengguna jasa. 

“Kami tetap menugaskan petugas piket untuk standby di pelabuhan agar pelayanan pelabuhan tetap berjalan,” kata Yefri dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/9).

Terkait dengan dampak gempa, saat ini pihaknya tengah melakukan pengecekan terhadap kondisi infrastruktur dan fasilitas pelabuhan apakah terdapat kerusakan signifikan.

“Gempa di Ambon pagi ini cukup besar yang mengakibatkan banyak kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum. Namun di sisi lain, musibah gempa Ambon justru menjadi miniatur indahnya perbedaan dan keberagaaman, di mana warga bahu membahu menolong warga lain yang mengungsi di dataran tinggi tanpa memandang suku, agama, dan ras” tutur Yefri. 

Sementara itu, kondisi di Pelabuhan Labuan bajo saat ini terpantau aman dan tetap beroperasi normal seperti biasa. “Pasca gempa, Alhamdulillah kondisi infrastruktur dan personil di pelabuhan kami aman serta fasilitas pelabuhan dalam keadaan baik,” ujar Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Labuan Bajo Dwikora.

Bencana alam seperti gempa bumi memang sulit diprediksi kapan terjadinya. Untuk itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut R Agus H Purnomo menghimbau, seluruh jajaranya khususnya bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di wilayah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan dan siap siaga terhadap bencana yang tidak bisa diprediksi.

“Khusus untuk UPT di Ambon dan Labuan Bajo, saya minta agar terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait, seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan SAR Nasional (BASARNAS), dan instansi lainnya untuk memonitor pasca gempa serta bersama-sama menyatukan langkah dalam melakukan penanganan pascagempa,” tegas Agus.

Agus berharap, tidak ada lagi gempa susulan di Ambon ataupun di Labuan Bajo, dan negeri Indonesia selalu dalam kondisi aman dan kondusif.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement