Kamis 26 Sep 2019 18:56 WIB

Putra Mahkota Saudi Akui Bertanggung Jawab Atas Khashoggi

Pengakuan Putra Mahkota Saudi diungkap dalam film dokumenter.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman
Foto: AP Photo/Jacquelyn Martin
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis the Washington Post Jamal Khashoggi pada Oktober tahun lalu. Hal itu diungkap Public Broadcasting Service (PBS) dalam film dokumenternya yang rencananya ditayangkan pekan depan. 

"Pembunuhan itu terjadi di bawah pengawasan saya. Saya sepenuhnya bertanggung jawab, karena hal tersebut terjadi di bawah pengawasan saya," kata Pangeran MBS kepada PBS Martin Smith, menurut pratinjau film dokumenter tersebut. 

Baca Juga

Smith sempat bertanya kepada Pangeran MBS tentang mengapa pembunuhan terhadap Khashoggi dapat terjadi tanpa sepengetahuannya. "Kami memiliki 20 juta orang. Kami memiliki tiga juta pegawai pemerintah," ujarnya, dikutip laman Aljazirah.

Pangeran MBS pun ditanya apakah para tersangka dapat menggunakan pesawat pemerintah. Sebab setelah pembunuhan terhadap Khashoggi berlangsung, para pelaku segera melarikan diri dengan menggunakan pesawat. "Saya memiliki pejabat, menteri, untuk mengikuti hal-hal, dan mereka bertanggung jawab. Mereka memiliki wewenang untuk melakukan itu," ucapnya. 

Film dokumenter PBS tentang pembunuhan Khashoggi rencananya ditayangkan pada 1 Oktober. Film itu disiarkan menjelang peringatan satu tahun tewasnya jurnalis yang dikenal kritis terhadap pemerintah dan kerajaan Saudi tersebut. 

Direktur Pusat Studi Teluk Universitas Qatar Mahjoob Zweiri mengatakan pengakuan Pangeran MBS mewakili tanggung jawab minimum. "Dia mengatakan ini dengan asumsi bahwa ini akan diterima secara positif (oleh masyarakat internasional), bahwa dia adalah seorang pemimpin yang menerima tanggung jawab, tapi orang tidak boleh dikriminalisasi berdasarkan itu," kata dia. 

Mengetahui bahwa terdapat dugaan bahwa Pangeran MBS adalah tokoh yang memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi, Zweiri enggan menyebut pernyataannya dalam film dokumenter PBS sebagai tanggung jawab pidana. "Saya menyebutnya tanggung jawab moral daripada tanggung jawab pidana," ujarnya. 

Menurut Zweiri, pernyataan Pangeran MBS soal pembunuhan Khashoggi muncul saat Saudi mengalami serangkaian kemunduran. Hal itu berkisar pada serangan terhadap fasilitas minyak Saudi Aramco, memikul konflik Yaman setelah Uni Emirate Arab (UEA) memutuskan mengurangi perannya dalam pertempuran melawan pemberontak Houthi di negara tersebut.

"Ketika Anda menggabungkan faktor-faktor ini, mereka membentuk semacam tekanan politik dan media di Arab Saudi. Dengan kata lain, akan sangat sulit bagi MBS untuk mencuci tangannya dan berkata 'saya tidak ada hubungannya dengan hal ini'," kata Zweiri. 

Awal bulan ini, surat kabar Turki merilis transkrip rekaman audio pada detik-detik pembunuhan Khashoggi. Rekaman itu diperoleh dari intelijen nasional Turki. 

Dalam rekaman tersebut, terdengar percakapan antara Khashoggi dan 15 orang tersangka pembunuhan di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul. Sekitar 10 menit sebelum dieksekusi, seorang perwira senior intelijen Saudi bernama Maher Abdulaziz Mutreb meminta Khashoggi menulis pesan kepada anaknya.

Mutreb memerintahkan Khashoggi agar meminta anaknya tak khawatir jika dia tak dapat menghubunginya. "Tuliskan itu, Pak Jamal. Cepatlah. Bantu kami sehingga kami dapat membantu Anda, karena pada akhirnya kami akan membawa Anda kembali ke Arab Saudi. Dan jika Anda tidak membantu kami, Anda tahu apa yang akan terjadi akhirnya," kata Mutreb kepada Khashoggi kala itu. 

Para pelaku akhirnya membius Khashoggi. Kata-kata Khashoggi yang terakhir terdengar adalah, "Saya menderita asma. Jangan lakukan itu, Anda akan membuatku mati lemas."

Setelah itu, tubuh Khashoggi dimutilasi. Suara saat tubuhnya dipotong dapat terdengar, yakni sekitar pukul 13:39 waktu setempat. Proses itu berlangsung selama 30 menit. 

Hingga kini potongan tubuh Khashoggi belum ditemukan. Terdapat beberapa dugaan bagaimana tubuhnya dilenyapkan, salah satunya dengan cara dibakar di sebuah tungku di dalam gedung konsulat. Ada pula dugaan yang menyebut tubuh Khashoggi dihancurkan menggunakan asam florida. 

Saudi telah menahan 11 tersangka yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Lima di antaranya dilaporkan dituntut hukuman mati. Namun, Riyadh didesak agar menggelar persidangan kasus Khashoggi secara terbuka. 

Pelapor khusus PBB untuk pembunuhan ekstrayudisial Agnes Callamard adalah salah satu tokoh yang mengkritik cara peradilan Saudi yang tertutup terkait kasus Khashoggi. “Pemerintah Arab Saudi sangat keliru jika percaya bahwa proses ini, seperti yang saat ini dibentuk, akan memuaskan masyarakat internasional, baik dalam hal keadilan prosedural di bawah standar internasional atau dalam hal validitas kesimpulan mereka,” ucapnya. 

Saudi telah menyatakan menolak penyelidikan internasional terkait kasus Khashoggi. Ketua Komisi Dewan HAM Saudi Bandar bin Mohammed al-Aiban telah menjamin bahwa proses peradilan terhadap para pelaku telah berjalan sesuai hukum yang berlaku di negaranya. "Peradilan di Saudi berjalan sesuai dengan hukum internasional, dan itu berlaku dalam semua transparansi," ujarnya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement