REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Sejak kawah ratu Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi pertama kali pada Jumat (26/7) lalu, hingga saat ini tepat dua bulan berlalu erupsi masih terjadi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Geologi (PVMBG) menyebut aktivitas vulkanik masih fluktuatif atau naik turun.
"Aktivitas vulkanik masih fluktuatif," ujar Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Nia Khaerani saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (26/9).
Kabid Mitigasi Bencana Gunung Api, PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan berdasarkan pantauan, asap tebal yang keluar dari kawah memiliki ketinggian hingga 120 meter. Selain itu, sempat terjadi 9 kali gempa hembusan dan 1 kali gempa tektonik jauh.
"Gempa hembusan amplitudo 2-4 mm dengan durasi 6-15 detik. Gempa tektonik amplitudo 4 mm durasi 120 detik," ungkapnya.
Dia mengatakan Gunung Tangkuban Perahu terus menerus mengalami tremor dengan amplitudo 0.5-1 mm. Menurutnya, aktivitas vulkanik masih fluktuatif dan status aktivitas masih level dua atau waspada.
Hendra mengungkapkan PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Perahu tidak mendekati kawah di puncak dalam radius 1.5 km. Kemudian diharapkan masyarakat tenang.
"Masyarakat beraktivitas seperti biasa dan tidak terpancing isu tentang letusan Gunung Tangkuban Perahu," katanya.