Jumat 27 Sep 2019 12:09 WIB

Kotak Hitam Twin Otter Dievakuasi dari Tebing Distrik Hoeya

Pesawat Twin Otter jatuh di pegunungan Distrik Hoeya, Papua, pada Rabu (25/9).

Petugas memperlihatkan lokasi penemuan serpihan yang diduga pesawat Twin Otter DHC6-400 bernomor registrasi PK CDC milik PT Carpediem yang hilang kontak di Papua melalui layar saat memberikan keterangan di Mimika, Papua, Ahad (22/9/2019).
Foto: Antara/Sevianto Pakiding
Petugas memperlihatkan lokasi penemuan serpihan yang diduga pesawat Twin Otter DHC6-400 bernomor registrasi PK CDC milik PT Carpediem yang hilang kontak di Papua melalui layar saat memberikan keterangan di Mimika, Papua, Ahad (22/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Dua orang pendaki dari Vertical Rescue Indonesia (VRI) Bandung pada Jumat (27/9) berhasil menemukan kotak hitam pesawat Twin Otter yang jatuh di pegunungan Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika, Papua. Black box itu dievakuasi ke Timika dan selanjutnya akan dibawa ke Kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi/KNKT di Jakarta untuk diunduh.

Komandan Lanud Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto mengatakan, pencarian kotak hitam pesawat Twin Otter PK CDC dilakukan mulai pukul 06.30 WIT. Helikopter Bell SA-315 B Lama PK IWV milik PT Intan Angkasa Air terbang dari Ilaga menuju lokasi dengan mengangkut dua personel pendaki VRI.

Baca Juga

"Setelah memakan waktu 2,5 jam, tim menemukan black box dan kemudian dijemput lagi dengan helikopter menuju ke Ilaga dan selanjutnya diangkut dengan pesawat Twin Otter PK CDJ milik PT Carpediem dari Ilaga menuju ke Timika," jelas Sugeng.

Pendaki VRI Deden Wahyudin menjelaskan bahwa kotak hitam tersebut ditemukan bersama bagian sebelah kanan ekor pesawat yang terpisah dari serpihan pesawat lainnya. Ekor pesawat tersangkut pada sebuah batu besar di tebing jurang pegunungan di wilayah Distrik Hoeya.

"Kami menggunakan kampak dan linggis untuk mengeluarkannya. Butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk membongkarnya dan kemudian diangkut ke arah helipad sekitar satu jam," jelas Deden.

Hambatan terbesar untuk menemukan kotak hitam itu, menurut Deden, ialah kondisi cuaca berkabut dan suhu yang sangat dingin. Dia bekerja sama dengan rekannya, Palah Sabarudin, untuk mengevakuasi kotak hitam tersebut.

"Jadi kami butuh perlengkapan jaket tebal, juga butuh angker-angker tali karena untuk mengakses ke black box ini menggunakan tali," jelasnya.

Mengingat posisi ekor pesawat menggantung di pinggir tebing, maka sebelum dibongkar ekor pesawat diikat dengan tali agar tidak terjerembab ke bawah jurang. Pesawat Twin Otter PK CDC hilang kontak dalam penerbangan dari Timika menuju Ilaga pada Rabu (18/9).

Pesawat itu dikemudikan Kapten Pilot Dasep Sobirin Ishak dengan Copilot Yudra dan mekanik Ujang membawa serta seorang penumpang yaitu Bharada Hadi Utomo. Saat kecelakaan terjadi, pesawat tersebut tengah mengangkut 1.600 kilogram beras Bulog untuk mendukung program bansos rastra di Kabupaten Puncak.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement