REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pemerintah Kota Bogor akan memperoleh bantuan pendaanan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) untuk membangun ekowisata Situ Gede. Pemprov Jabar akan mengucurkan dana Rp 5 miliar hingga Rp 25 miliar untuk pembangunan Situ Gede yang rencananya akan dilangsungkan 2020.
Sejumlah sarana direncanakan akan dibangun di telaga yang memiliki luas sekitar enam hektare seperti joging track, kamar mandi, hingga tempat kuliner. Selain itu, sempat mencuat wacana pembagunan Masjid Apung di atas telaga itu. Namun, Masjid Apung itu tak masuk dalam detail engineering design (DED).
Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, mengatakan Masjid Apung tidak masuk dalam pembagunan dalam DED. Dedie menyatakan, pembagunan Masjid Apung kurang dibutuhkan masyarakat. "Kan itu dari Pemprov, mereka sudah melakukan studi juga karena di wilayah situ juga sudah banyak masjid," kata Dedie di Kota Bogor, Jumat (27/9).
Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menyebut penataan kawasan Situ Gede akan dilakukan secara menyeluruh. Masjid Apung juga akan dibangun dalam penataan tersebut.
Dedie menegaskan, penataan Situ Gede sebagai ekowisata merupakan bagian dari program Gubernur Jawa Barat. Program itu, kata Dedie, akan dibangun secara berkelanjutan. "Ini penataan sektor pariwisata dari semua aspek. Kita dapat pembangunan pusat budaya, creative center dan Situ Gede. Nanti ada lagi," ucapnya.
Dedie menerangkan, Pemprov Jabar menggenjot pembagunan sektor pariwisata. Sehingga, dapat meningkatkan perekonomian kota/kabupaten di Jabar.
Dedie menyatakan, pembangunan ekowisata di Situ Gede masih sangat bergantung pada pihak-pihak yang terlibat. Dia menjelaskan, pihak yang terlibat diantaranya, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane (BBWSCC) yang menangani Situ Gede.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Shahlan Rasyidi membenarkan Masjid Apung batal untuk dibangun. Sebab dalam aturan Dinas SDA Masjid Apung tidak boleh dibangun. "Masjid terapung memang enggak jadi. Karena dalam aturan memang tidak boleh ada pembangunan di atas air," katanya.
Meskipun demikian, dia menuturkan, pembangunan ekowisata situ Gede akan dilanjutkan. Dia menerangkan, infrastruktur juga harus diperbaiki untuk menunjang pembagunan Situ Gede. Sehingga, dapat memberi kenyamanan dan dapat menarik banyak wisatawan. "Misalnya kita ingin jalan dilebarin, kita bisa libatkan Dinas PUPR," tutur Sahlan.
Shahlan mengatakan, data kunjugan wisatawan di Situ Gede terus mengalami peningkatan. Hal itu, tak terlepas dari perhatian Pemkot dan Pemprov untuk terus membenahi sarana, fasilitas dan juga event untuk mengenalkan ekowisata Situ Gede ke masyarakat luas.
Pada 2016, Shahlan mengatakan, kunjugan pada Sabtu dan Minggu rata-rata di angka 200 wisatawan. Namun, sejak banyaknya agenda yang diselenggarakan di Situ Gede, kunjugan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 1000 wisatawan di akhir pekan.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat Dedi Taufik belum memberi keterangan secara terperinci tentang pembangunan Situ Gede.
Disinggung tak masuknya Masjid Apung dalam DED, Dedi menyatakan akan melakukan pengecekan. "Nanti saya cek dulu ya," ucap Dedi singkat, saat dikonfirmasi Republika,co.id.