REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan warga yang tergabung dalam “Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI" menggelar demonstrasi di Jakarta pada Sabtu (28/9). Peserta aksi yang diperkirakan mencapai 10 ribu hingga 15 ribu orang menggelar unjuk rasa dengan tertib.
Ketua panitia aksi, Edy Mulyadi, mengungkapkan, aksi ini digelar sebagai respons terhadap arus perubahan yang disuarakan mahasiswa dan pelajar. Menurut dia, dasar perlunya aksi tersebut, yakni aksi mahasiswa masih dihadapi oleh aparat dengan sikap represif sehingga menimbulkan korban luka, hilang, bahkan ada yang meninggal dunia.
Kedua, munculnya aksi para pelajar sebagai sebuah fenomena yang sebelumnya tidak pernah terjadi dalam ekskalasi politik di negeri ini. Aksi yang berlangsung spontan dan tanpa komando yang jelas ini pun berakhir ricuh dan diamankannya ratusan pelajar oleh pihak aparat.
Ketiga, kerusuhan di Wamena, Papua, dengan korban puluhan jiwa dan eksodus warga pendatang keluar dari wilayah tersebut. Keempat, bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tidak tertangani dengan cepat dan tepat oleh pemerintah.
Ribuan peserta aksi berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia (HI) sejak pukul 07.00 WIB. Mereka berencana untuk melakukan longmarch ke Istana Negara, Jakarta. Namun, mereka tertahan di Patung Kuda, Jalan Merdeka, Jakarta, hingga aksi selesai. Aparat menutup jalan ke Istana Negara dengan barikade kawat berduri. Massa pun melakukan orasi di kawasan Patung Kuda.
Belasan ribu aparat disiagakan untuk mengawal Aksi Mujahid 212 di sekitar Monas. Petugas keamanan yang disiagakan merupakan personel gabungan dari unsur TNI, Polri, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. "Ada 16 ribu personel ya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Sabtu.
Argo mengatakan, para personel tersebut mengawal aksi hingga selesai. Ia pun mengimbau massa agar melalukan aksi dengan tertib dan tidak melakukan tindakan anarkistis ataupun yang mengganggu aktivitas warga lain.
Dihubungi terpisah, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Muhammad Nasir mengatakan, pihaknya menyiapkan rencana rekayasa lalu lintas bersifat situasional. Ia menambahkan, ada sebanyak 342 personel polisi lalu lintas yang yang disiagakan untuk mengatur arus lalu lintas. N nugroho habibi/flori sidebang, ed: a syalaby ichsan