REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan harga minyak dunia dapat kembali melonjak tinggi, jika konflik dengan Iran belum selesai. Ia menggarisbawahi saat ini sejumlah negara bersama-sama memerangi Iran dengan solusi militer.
Dalam sebuah wawancara pada program media CBS berjudul "60 Minutes", MBS mengatakan jika dunia tidak mengambil tindakan yang kuat dan tegas untuk menghalangi Iran, maka akan terjadi eskalasi lebih lanjut yang mengancam kepentingan dunia. Meski demikian, ia tetap menyukai adanya resolusi damai karena perang antara Saudi dan Iran hanya akan menghancurkan ekonomi global.
“Solusi politik dan damai jauh lebih baik dibandingkan solusi militer,” ujar Mohammed dilansir The Globe and Mail, Senin (30/9).
MBS juga mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump harus bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk membuat kesepakatan baru mengenai program nuklir Teheran dan pengaruhnya di seluruh Timur Tengah. Ketegangan antara kedua negara terjadi menyusul penarikan AS dari perjanjian nuklir Iran 2015. Pekan lalu, upaya untuk membicarakan hal ini di Majelis Umum PBB gagal.
Dalam wawancara itu, MBS juga menyatakan ia tidak pernah memerintahkan pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi pada 2 Oktober 2018 di Kantor Konsulat Saudi di Istanbul. Namun, ia mengakui harus memikul tanggung jawab penuh atas kasus itu sebagai seorang pemimpin negara.
“Karena itu dilakukan oleh orang-orang yang bekerja untuk Pemerintah Arab Saudi. Ini kesalahan dan saya harus mengambil semua tindakan untuk menghindari hal seperti ini kembali terjadi,” katanya.
MBS mengatakan investigasi atas pemubunuhan Khashoggi terus dilakukan dan saat seseorang terbukti berada di balik kasus ini, maka akan diadili, tidak peduli apa pun jabatan yang dimilikinya. Hingga saat ini diketahui ada 11 tersangka yang telah diadili dalam persidangan rahasia, tetapi hanya beberapa sidang telah diadakan.