Kamis 03 Oct 2019 08:34 WIB

BMKG Prediksi Januari-Februari Puncak Musim Hujan

Curah hujan akan mulai merata pada November.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi - Hujan.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Ilustrasi - Hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indra Gustari menyampaikan curah hujan akan mengalami peningkatan pada Oktober hingga November. Hal tersebut menyusul kemarau yang cukup panjang akhir-akhir ini.

"Sedangkan Januari dan Februari akan menjadi puncak curah hujan," ujar dia di BNPB, Jakarta, Rabu (2/10).

Baca Juga

Dia menambahkan, untuk prediksi Oktober, curah hujan hanya akan ada di level rendah hingga sedang. Curah dengan level sedang akan terjadi di Indonesia bagian utara.

Ketika membahas prediksi hujan hingga enam bulan ke depan, menurut dia, curah hujan akan mulai merata pada November. Dia menegaskan, curah hujan selama November di Jawa juga akan memiliki kriteria menengah.

Pada Desember mendatang, curah hujan di sebagian besar wilayah sudah lebih besar. "Januari dan Februari memang puncaknya. Tapi Februari hingga Maret curah hujan semakin meningkat di beberapa wilayah, meskipun diperkirakan untuk Sumatra akan lebih menurun intensitasnya," kata dia.

Indra menegaskan, pernyataan tersebut merupakan perkiraan BMKG hingga satu bulan ke depan. Selama Oktober ini, daerah yang berpotensi hujan adalah Aceh, Sumatra Utara, sebagian Kalimantan, sebagian Sumatra serta Papua.

"Oktober ini intensitas hujan di wilayah Lampung masih rendah," kata dia.

Khusus untuk satu pekan ke depan, hujan lebat akan mulai dialami Indonesia bagian utara. Selain itu, dari prakiraan tersebut, dia memaparkan potensi gelombang tinggi (2,5-empat meter) cenderung akan terjadi di Indonesia bagian timur dan samudera Hindia. "Waspadai curah hujan tinggi di wilayah Aceh, Sumatra Utara dan Papua selama Oktober ini," ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement