Senin 07 Oct 2019 18:32 WIB

Kematian Gajah Sumatra Berkaki Buntung Diduga Akibat Sakit

BBKSDA Riau menyatakan penyebab kematian gajah Dita karena sakit.

Red: Yudha Manggala P Putra
Gajah sumatra. Ilustrasi
Foto: Antara/FB Anggoro
Gajah sumatra. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan penyebab kematian Dita, seekor gajah sumatera liar yang berkaki buntung, adalah akibat sakit. Hal itu diungkapkan Kepala BBKSDA Riau, Suharyono di Pekanbaru, Senin (7/10).

"Perkiraan sementara kemungkinan sakit karena badannya utuh. Dia gajah betina tak ada gading jadi kemungkinan juga bukan mati akibat perburuan," kata Suharyono.

Ia menjelaskan tim dari BBKSDA Riau langsung menuju ke lokasi kematian gajah Dita di Balai Raja Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, untuk melakukan nekropsi atau bedah bangkai. Hasil identifikasi awal, lanjutnya memang benar bahwa bangkai tersebut adalah gajah Dita yang berusia lebih dari 25 tahun.

Hal tersebut diperkuat dengan tanda fisik pada kaki kiri gajah yang buntung sebagian akibat pernah terkena jerat pada tahun 2014. "Perkiraan kematian, identifikasi diperkirakan sudah lima hari. Hasil lengkap nanti setelah tim medis melakukan nekropsi untuk memastikan penyebab kematiannya," ujar Suharyono.

Gajah malang tersebut selama ini menderita karena kaki kiri bagian depan tidak utuh lagi pada bagian tapaknya akibat terkena jerat pada sekitar tahun 2014. Pegiat lingkungan bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berulangkali mengobati gajah betina tersebut dan akhirnya memberi nama Dita.

Suharyono menyatakan pengobatan pernah dilakukan pada 2014 hingga 2017. Namun, luka itu tidak kunjung sembuh dan menyebabkan kaki kiri Dita buntung.

Lokasi matinya gajah merupakan bagian dari Suaka Margasatwa Balai Raja yang kondisinya banyak beralih fungsi dari hutan menjadi permukiman warga, kantor pemerintahan dan kebun kelapa sawit. Habitat asli gajah sumatera sudah tidak lagi hutan, dan satwa bongsor tersebut kerap dianggap warga sebagai hama yang merusak kebun kelapa sawit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement