REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Branch Manager PT Pertamina (Persero) Provinsi Kepulauan Riau, Awan Raharjo, menyatakan saat ini konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) solar bersubsidi di Kota Tanjungpinang sudah melebihi kuota di atas sepuluh persen dari total kuota sebanyak 25 ribu kiloliter per tahun.
Namun, Awan enggan terburu-buru menyimpulkan bahwa kelebihan kouta tersebut diakibatkan adanya penyaluran BBM yang tidak tepat sasaran atau menyalahi aturan. "Kami akan berlakukan sistem distribusi tertutup. Dari situ nanti akan terlihat apakah ada kesalahan atau tidak dalam pendistribusiannya," kata Awan Raharjo, di Tanjungpinang, Senin (7/10).
Distribusi tertutup yang dimaksud Awan adalah dengan membuat kartu kendali BBM bersubsidi bagi masyarakat yang berhak memakainya. Pada tahap awal ini, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan Pemkot Tanjungpinang telah menerbitkan kartu kendali bagi 45 sopir bus pariwisata.
Dengan kartu kendali tersebut, maka bus pariwisata dibatasi menggunakan maksimal 60 liter solar per hari. "Untuk sementara bus pariwisata dulu. Nanti secara bertahap akan menyasar ke kendaraan lainnya," ujarnya pula.
Wali Kota Tanjungpinang Syahrul menyatakan bus pariwisata menjadi salah satu penggerak roda perekonomian Tanjungpinang saat ini. Berbekal kartu kendali, kata Syahrul, ketersediaan solar bagi armada pariwisata tersebut dipastikan semakin terjamin, sehingga aktivitas mengangkut wisatawan pun akan semakin lancar.
"Saat ini kunjungan wisatawan sedang menggeliat. Dampaknya tentu pada pertumbuhan ekonomi di Tanjungpinang," ujar Syahrul.