Kamis 10 Oct 2019 01:00 WIB

DT Peduli Garut Latih Ibu-Ibu Jadi Pelaku Usaha

Ibu-ibu diberi motivasi bisnis dan cara pengemasan produk.

Wirausaha (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Wirausaha (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Daarut Tauhid (DT) Peduli melatih kaum ibu-ibu penerima zakat di Kabupaten Garut, Jawa Barat menjadi pelaku usaha yang maju. Mereka diharapkan memiliki penghasilan agar dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

"Salah satunya pelatihan ini diharapkan para peserta mempunyai produk-produk yang layak bersaing di pasaran," kata Kepala Bagian Program DT Peduli Garut, Dehari saat acara Seminar Wirausaha UMKM Binaan DT Peduli dan KOPMU, Rabu (9/10).

Baca Juga

Mereka dari kalangan ibu-ibu itu, kata dia, merupakan anggota binaan dari DT Peduli yang mendapatkan perhatian mulai dari bantuan modal, pembuatan produk sampai pemasarannya. "Ini suatu usaha yang tidak mudah, termasuk keterbatasan modal masih kita usahakan dengan adanya kegiatan ini," katanya.

Staf Program Ekonomi dan Kemanusiaan Cabang DT Garut, Ade Rahmatilah menambahkan, pihaknya telah menargetkan 903 anggota untuk mendapatkan pelatihan usaha tersebut, namun untuk tahap pertama diikuti 100 orang. Ia mengatakan, peserta mendapatkan pelatihan meningkatkan kualitas dari produk usaha makanan maupun kerajinan yang disampaikan pemateri berpengalaman dan sukses dalam berwirausaha di Garut.

"Pemateri yang hadir memberikan motivasi bisnis bagi ibu-ibu, dan cara pengemasan produk termasuk penjualannya," kata Ade.

Ia berharap, peserta yang telah mengikuti kegiatan tersebut memiliki semangat untuk terus berusaha menjadi pelaku usaha yang mapan. "Mudah-mudahan saja dari semula penerima zakat, nanti bisa lebih baik lagi ekonominya atau menjadi kaya," katanya.

Ia menambahkan, para peserta penerima zakat itu memanfaatkan zakatnya untuk dijadikan modal. Selanjutnya DT Peduli melakukan pendampingan dan pembinaan yang dilaksanakan dalam kegiatan majelis di Garut.

Ia menyebutkan, di Garut memiliki 55 majelis yang setiap waktu tertentu menjadi tempat perkumpulan, pembinaan sekaligus pengajian. "Kami dalam kegiatan majelis ini sekalian pengajian, pendampingan rohani dan ekonominya," kata Ade.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement