REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping mengatakan dia mengawasi situasi di Kashmir dan akan mendukung Pakistan dalam masalah yang saling berkaitan. Menurut kantor berita resmi Xinhua, Xi mengatakan, situasi konflik dengan India begitu jelas.
Xi menambahkan, para pihak terkait harus menyelesaikan perselisihan melalui dialog damai. Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China, Rabu (9/10).
Pertemuan ini berbicara tentang hubungan bilateral dan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama dari kedua negara. Khan sedang dalam kunjungan dua hari ke Beijing. Selama berada di sana dia akan bertemu Ketua National People's Congress Li Zhanshu dan akan menghadiri upacara penutupan Pameran Hortikultura Internasional Beijing 2019.
Kunjungan pemimpin Pakistan itu juga dilakukan menjelang kunjungan Xi ke Nepal dan India. Ini adalah kunjungan ketiga Khan ke China dalam setahun. Dia didampingi oleh Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi, Menteri Kereta Api Sheikh Rasheed, Menteri Perencanaan Khusro Bakhtiar, dan Penasihat Keuangan Hafeez Sheikh.
Sebelumnya, PM Pakistan telah mengadakan pembicaraan dengan PM China Li Keqiang di Aula Besar Rakyat di Beijing. Keduanya menandatangani sejumlah perjanjian dan Nota Kesepahaman (MOU).
Setelah kedatangan di Beijing, Khan diterima oleh Menteri Kebudayaan China Luo Shugang, Duta Besar China untuk Pakistan Yao Jing, dan Duta Besar Pakistan untuk China Naghmana Hashmi. Kunjungannya dilakukan menjelang pertemuan Gugus Tugas Aksi Keuangan (FATF) di Paris dari 13 hingga 18 Oktober.
Dengan ancaman dimasukkan dalam daftar hitam oleh pengawas antipencucian uang yang tampak besar, Islamabad telah terlibat dalam lobi yang sibuk dalam upaya terakhir untuk mempengaruhi hasil yang menguntungkannya. China memegang kursi kepresidenan FATF tahun ini.
Beijing pun, sebelumnya, telah berjanji untuk mendukung Pakistan dalam menjaga kedaulatan independen dan integritas teritorial. Khan meminta dukungan untuk memenangkan dukungan atas sikap negaranya terhadap Kashmir.
"Persahabatan China-Pakistan menikmati fondasi yang mendalam dan kedua bangsa menikmati persahabatan tradisional. Tidak ada ikatan yang melekat pada hubungan kita, dan itu tidak ditargetkan pada pihak ketiga mana pun," ujar Li dikutip dari South China Morning Post.
Pertemuan Khan dengan Xi dalam membahas topik diskusi perselisihan Pakistan dengan India dan Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), sebuah proyek utama untuk Inisiatif Belt and Road. Proyek itu telah membuat marah India yang menggambarkannya sebagai ilegal karena melewati bagian Kashmir yang dikuasai Pakistan yang diklaim kedua belah.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan menjelang kunjungan Khan, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan Perdana Menteri akan bertukar pandangan tentang perkembangan regional termasuk keadaan perdamaian dan keamanan di Asia Selatan yang timbul dari situasi di Jammu dan Kashmir yang diduduki. Namun, pemerintah India bersikeras masalah yang terjadi murni urusan internal dan mengatakan keputusan tidak berdampak pada China.