REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR -- Pada 10 Oktober 1980 silam, dua gempa besar melanda kota El Asnam, Aljazair utara. Laporan resmi pemerintah mengatakan, sebanyak 20 ribu orang meninggal dunia akibat gempa, sementara puluhan ribu lainnya terluka dan hilang.
BBC History mencatat, rumah sakit pusat kota, pusat perbelanjaan, masjid, sekolah, dan dua kompleks perumahan hancur karena gempa berkekuatan 7,3 skala ritcher. Gempa yang terjadi sekitar pukul 13.30 merupakan gempa terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah di Aljazair.
Tiga jam kemudian gempa susulan berkekuatan 6,3 SR menimpa kota. Sehingga saluran telepon antara El Asnam dan ibu kota Aljir terputus.
Kerusakan pada rumah sakit setempat terekam sangat kacau. Para korban gempa kemudian dikirim ke lebih dari 160 kilometer Aljir dan pelabuhan barat laut Oran untuk mendapatkan perawatan.
Kerusakan terburuk terjadi di pusat kota. Puing-puing bangunan bertumpuk menjadi pemandangan mengerikan kala itu. Sebuah hotel empat lantai di pusat kota juga ambrol parah yang menghancurkan 1.509 kamar dan mengubur orang-orang di dalamnya.
Dalam beberapa jam setelah gempa bumi, alat-alat besar tiba untuk menghilangkan puing-puing yang mengubur banyak orang. Sebagian besar jenazah telah dibawa ke rumah sakit setempat untuk diindentifikasi.
Pusat kota El Asam merupakan rumah bagi 150 ribu penduduk dan 50 ribu warga lainnya tinggal di desa-desa sekitarnya. Bangunan-bangunan di sana sudah sirna karena gempa.
El Asnam kemudian dibangun kembali dan berganti nama menjadi Chlef. Pada Mei 2003, gempa bumi lainnya menghantam sebagian Aljazair dan Boumerdes. Lebih dari 2.250 orang terbunuh dan 10 ribu orang terluka. Pemerintah mengumumkan akan menghabiskan 1,8 miliar euro dalam program dua tahun untuk membangun perumahan baru.