Jumat 11 Oct 2019 17:25 WIB

Gubernur Banten Ajak Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Kewaspadaan agar tidak terjadi lagi aksi teror atau penyerangan pejabat negara.

Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Banten H Wahidin Halim  usai Shalat Magrib Berjamaah di Pondok Pesantren La Tansa Daarul Qolam, Cipanas Lebak.
Foto: Pemprov Banten
Gubernur Banten H Wahidin Halim usai Shalat Magrib Berjamaah di Pondok Pesantren La Tansa Daarul Qolam, Cipanas Lebak.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Gubernur Banten Wahidin Halim mengajak komponen masyarakat Banten terutama pejabat negara dan juga aparat keamanan, untuk meningkatkan kewaspadaan. Agar tidak terjadi lagi aksi teror atau penyerangan terhadap pejabat negara.

"Paling penting adalah kita tingkatkan kewaspadaan. Karena bagaimanapun juga ini sudah bentuk teror pejabat negara. Saya tidak tahu latar belakang dan motifnya apa dibalik kejadian ini," kata Wahidin Halim usai shalat Jumat di Masjid Al Bantani di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Serang, Jumat (11/10).

Baca Juga

Ia mengatakan, dengan adanya kejadian tersebut menjadi gangguan terkait ketertiban dan keamanan di wilayah Banten. Sebab selama ini keamanan dan ketertiban serta toleransi beragama sudah berjalan dengan baik. "Ini menjadi keprihatinan kita sebagai masyarakat Banten. Saya pikir sudah aman, tetapi malah ada kejadian seperti itu," kata Wahidin.

Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah dari sisi pembinaan terhadap masyarakat mengenai wawasan kebangsaan dan kecintaan sebagai warga negara Indonesia. Karena semuanya menginginkan negara Indonesia aman dan tentram dan tidak ada teror.

Saat ditanya apakah dia akan meningkatkan pengamanan, Wahidin mengaku secara pribadi dalam konteks pengamanan tidak perlu. Karena untuk apa dirinya menjadi sebuah sasaran teror. Namun demikian, peningkatan kewaspadaan tersebut paling tidak untuk keamanan semua agar tidak ada lagi terjadi kekerasan kepada siapapun, apalagi pejabat negara. "Kami bersama para tokoh agama akan segera melakukan rapat pimpinan," katanya.

Menko Polhukam Wiranto diserang dua orang dengan menggunakan senjata tajam sesaat setelah turun dari mobil di sebuah lapangan di Kecamatan Menes Pandeglang. Sebelumnya, Wiranto usai melakukan kunjungan dan peresmian gedung di Kampus Mathlaul Anwar Menes Pandeglang. Penyerangan tersebut melukai Menkopolhukam Wiranto pada bagian perut, Kapolsek Menes Kompol Dariyanto dan seorang tokoh masyarakat setempat bernama H Fuad. Korban penyerangan tersebut langsung dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang dan Menkopolhukan Wiranto kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto di Jakarta.

Dua orang yang diduga melakukan penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto diamankan pihak kepolisian. Dua orang pelaku penusukan tersebut yang merupakan suami isteri atas nama Fitri Andriana Binti Sunarto, tempat tanggal lahir Brebes 05 mei 1998, warga Desa Sitanggai Kecamatan Karangan Kabupaten Brebes. Lalu Syahril Alamsyah tempat tanggal lahir Medan, 24 Agustus 1988, beralamat di Jl. Syahrial VI No 104 LK, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatra Utara.

Selama ini pasangan tersebut tinggal mengontrak rumah di Kampung Sawah Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Kedua tersangka sebelumnya diamankan di Polres Pandeglang dan kemudian di bawa ke Mabes Polri di Jakarta.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement