SOREANG, AYOBANDUNG.COM -- Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mengaku bingung dengan situasi persepakbolaan Tanah Air. Pasalnya tersiar kabar, terdapat indikasi penundaan sejumlah pertandingan di Liga 1 Indonesia 2019 akibat alasan situasi politik nasional.
Padahal di Oktober ini, Persib akan menghadapi sejumlah laga big match. Mereka akan menghadapi Persebaya Surabaya (19/10/2019), Bhayangkara FC (23/10/2019), Persija Jakarta (28/10/2019), dan Kalteng Putra (31/10/2019).
AYO BACA : Sepak Bola Terganggu Agenda Politik, Ini Komentar Robert Alberts
Salah satu agenda terdekat skuat Maung Bandung yakni menggelar partai big match menjamu Persebaya Surabaya. Namun laga ini diprediksi bakal ditunda lantaran bertepatan dengan agenda politik nasional, pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih RI periode 2019-2024 pada 20 Oktober 2019.
Tak sampai di situ, Supardi cs pun dijadwalkan akan menjamu Persija Jakarta di Stadion Si Jalak Harupat pada 28 Oktober. Namun, lagi-lagi, laga kandang kontra skuat Macan Kemayoran itu pun nampaknya bakal ditunda atau mencari stadion alternatif. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan suporter kedua tim seperti di musim lalu.
AYO BACA : Agenda Padat di Liga 1, Persib Enggan Undur-Undur Jadwal
Namun sedianya, Robert menyerukan, urusan politik seharusnya tidak dicampuradukkan dengan dunia sepak bola. Pasalnya, menurut Robert, masalah penundaan jadwal ini cenderung bisa memecah konsentrasi dan fokus sebuah tim.
Hanya saja, jika memang ada penundaan pertandingan, pelatih asal Belanda itu tak bisa berbuat banyak. Alhasil dirinya hanya bisa pasrah dan menerima apa yang terjadi.
Robert pun terpaksa harus kembali memutar otak untuk mengubah rencana dan menyiapkan berbagai antisipasi untuk menjaga ritme tim.
"Saya fokus di sepak bola, dan apapun konsekuensi yang menimpa sepak bola, kami harus menerima itu. Tapi kami juga memikirkan (rencana antisipasi) itu. Kalau pun ada (penundaan) yang terjadi, kami harus menerima konsekuensinya dan membuat rencana baru," ungkap Robert.
Di sisi lain, pelatih 64 tahun itu mengatakan seharusnya situasi politik harus terlepas dari sepak bola. Apalagi, menurut Robert, sedianya stadion merupakan tempat menikmati pertandingan bola dan bukan tempat untuk berbuat kerusuhan. Karenanya, lanjut Robert, jika suporter bisa berperilaku dewasa, sepak bola bisa menjadi ajang hiburan masyarakat.
"Apa yang harus dilakukan dengan sepak bola? Kenapa kita harus menunda pertandingan sepak bola ketika orang-orang datang ke stadion untuk menikmati sepak bola? Kita harus belajar kalau kita tidak perlu banyak polisi untuk mengamankan stadion," ujarnya.
AYO BACA : Dua Laga Kandang Berpotensi Ditunda, Ini Respons Gelandang Pesib Bandung