REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua pelatih asing memberi pujian pada program IBL Rookie Combine 2019. Giedrius Zibenas, pelatih Prawira Bandung asal Lithuania dan pelatih timnas Indonesia Rajko Toroman asal Serbia menyaksikan aksi para pebasket ini saat memamerkan kemampuan mereka di lapangan pada Jumat (11/10).
"Rookie Combine cukup bagus buat klub nantinya. Peningkatan cukup bagus dalam Rookie Combine kali ini. Banyak pemain bertalenta dan semangat mereka tinggi," kata Coach Ghibbi, sapaan karib Giedrius Zibenas yang musim lalu membawa Stapac menjadi juara IBL.
Ghibbi mengatakan, bola basket adalah tentang detail. Kalau pemain sudah bisa memperhatikan detail-detail, ia percaya mereka akan menjadi pemain yang baik. "Semoga beruntung untuk para pemain, semoga mimpinya menjadi nyata. Sampai jumpa di lapangan,” ujar Ghibbi, dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Jumat.
Toroman pun senada. Ia mengatakan para pemain muda akan banyak membantu klub IBL.
"Ada beberapa pemain yang posturnya bagus. Secara keseluruhan, pemain muda akan banyak membantu perbolabasketan Indonesia," kata Coach Toro.
Ada beberapa cerita menarik dari program ini. M Alqinanjar misalnya, berangkat dari Makassar ke Jakarta untuk mengikuti Rookie Combine 2019. "Sejak tahun lalu saya sudah ingin ikut, tetapi baru kesampaian sekarang," kata pemuda asal Bau Bau Sulawesi Tenggara.
Lulusan Akademi Teknik Industri ini bergabung dengan klub Flying Wheel Makassar. Bahkan dia kini juga menjadi pelatih klub yang juga membesarkan Johannis Winar dan Denny Sumargo.
"Setelah lulus dari ATI, saya meneruskan ke UMI tetapi kini sedang cuti," tuturnya.
Nanjar mendapatkan pengalaman berharga mengikuti Rookie Combine. Ia mengatakan mendapatkan banyak pengalaman baru dan harus bersaing ketat dengan peserta lain.
Ada pula Dio Syahputra, calon rookie asal Bogor. Dio berharap bisa mengikuti jejak kakaknya bermain di IBL. Dio adalah adik mantan pemain Stapac yang kini menjadi pelatih timnas 3X3 putri, Fandi Andika Ramadhani.
"Kak Rama yang mendorong saya mendaftar Rookie Combine, kebetulan kuliah saya juga sudah beres," kata Dio yang juga kuliah di kampus yang sama dengan Rama, yakni STIKES Bogor.
Di Bogor dia juga bergabung dengan klub Bogor Raya. Rama menjadi role model bagi Dio. "Tapi dia tak pernah melatih saya. Dibebaskan saja saya bermain. Kak Rama bilang saya nurut saja sama pelatih yang menangani di kampus atau klub," jelasnya.