Sabtu 12 Oct 2019 07:11 WIB

BEM UGM: Kasus UAS Bukan Kali Pertama

Ternyata kasus seperti UAS di UGM bukan pertama kali

Ustaz Abdul Somad (UAS) saat memberikan kajian bersama di halaman Masjid Al-Huda,Talang,Jakarta,Sabtu (24/8) malam.
Foto: Republika/Prayogi
Ustaz Abdul Somad (UAS) saat memberikan kajian bersama di halaman Masjid Al-Huda,Talang,Jakarta,Sabtu (24/8) malam.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Presiden Badan Eksekutif Manusia (BEM) UGM, M Atiatul Muqtadir, angkat bicara mengenai penolakan Ustaz Abdul Somad di kampusnya. Menurut pria yang akrab dipanggil Fathur tersebut mengatakan penoakan yang dilakukan Rektorat UGM seperti itu bukan pertama kali terjadi.

‘’Penolakan pembicara di kampus bukan yang pertama kali di UGM. Bukan hanya Maskam (Masjid Kampus) UGM di beberapa seminar maupun pelatihan kepemimpinan di UGM ‘seleksi’ pembicara marak terjadi,’’ kata Fathur dalam ciutannya di Twitter, kemarin.

Menurut Fathur tindakan yang dilakukan Rektorat UGM yang meminta pembatalasan acara kurang bijak. Bahkan, cenderung merendahlan civitas akademika UGM.

‘’Jikapun UAS dipandang sebagai sosok yang kontroversial pelarangan bukanlah cara yang ditempuh oleh insan akademis. Melarang UAS dengan ketakutan atas ‘pemikirannya tidak sesuai dengan jati diri’ adalah bentuk merendahkan akal civitas akademika UGM yang tentu tidak akan menerima mentah-mentah tiap pemikiran,’’ kata Fathur.

Menurut Fathur kebebasan akademik pada dasarnya mencakup bagaimana kampus menjadi tulang ruang dialektika dan diskusi sebagai salah satu unsur dari sebuah pendidikan.’’Pembubaran diskusi baik  karena tema ataupun pembicara adalah tindakan yang mengkhianati kampus sebagai ruang dialektika,’’ katanya.

Hal yang sama juga diungkapkan mantan ketua BEM UGM, Ali Zaenal Abidin, yang kini melanjutkan pendidikan jenjang S2 di Sydney Australia. Menurutnya, sebenarnya penolakan UGM terhadap pembicara seperti yang kini dikenakan kepada UAS, sudah sering dilakukan.

‘’Dari dulu memang seperti itu. Kalau tidak cocok (rektorat, red) minta agar dibatalkan. Jadi ini memang bukan kasus yang pertama,’’ kata Ali.

Ali meneritakan pada tahun 2016 silam, saat dirinya menjabat sebagai BEM UGM, sebuah acara yang menghadirkan Ustaz Felix Siauw, juga diminta dibatalkan meskipun akhirnya berjalan. Selain itu seminar kebangsaan yang menghadirkan Sudirman Said danFerry Mursyidan Baldan juga diminta dibatalkan oleh pihak Rektorat UGM.

‘’Padahal semestinya kampus menjadi tempat bergumulnya perbedaan pendapat, diskusi, tesis, dan antitesis,’’ ujar Ali.

Sebelumnya UGM meminta acara kuliah umum di Masjid Kampus UGM, Sabtu (12/10) dibatalkan Rektorat UGM menginformasi rencana pembatalan acara yang rencananya akan menghadirkan UAS tersebut, Rabu (8/10).

“Berkaitan dengan acara yang rencanya akan diselenggarakan tanggal 12 Ootober 2019, maka pimpinan Universitas meminta agar rencana tersebut dibatalkan,’’ ujar Kepala Humas dan Protokol UGM, Iva Anani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement