REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Partai Kebangkitan Bangsa mulai menyiapkan kader-kader terbaiknya untuk posisi menteri pada kabinet Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024. Jokowi-Ma'ruf akan dilantik pada pekan depan.
"PKB selalu siap untuk diajak bicara tentang komposisi kabinet dan menyiapkan kader terbaiknya untuk duduk di kursi menteri," kata Ketua DPP PKB Bidang Pendidikan dan Pesantren, KH M Yusuf Chudlori, saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Ahad (13/10).
Menurut pria yang akrab disapa Gus Yusuf, hal yang dilakukan partainya terkait komposisi kabinet itu sangat wajar. Sebab, PKB adalah partai pengusung pasangan Jokowi-KH Ma'rufAmin pada Pilpres 2019.
Bahkan, Gus Yusuf menyatakan, PKB menjadi faktor penentu kemenangan pasangan Capres Jokowi-Amin, khususnya di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Dalam koalisi itu, PKB tidak hanya sebatas pengusung, tapi sangat terasa struktur dan caleg-caleg PKB bergerak masif untuk memenangkan pasangan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf," ujarnya.
Selain itu, PKB juga menjadi salah satu faktor penentu kemenangan pasangan Capres Jokowi-Amin melalui kerja keras jaringan perempuan Nahdlatul Ulama yang dikonsolidasi Wakil Ketua Umum PKB Ida Fauziyah yang diakui oleh para pengamat politik dengan membandingkan hasil Pilgub Jateng 2018. Gus Yusuf juga mengungkapkan peran PKB dalam menangkal isu-isu negatif bagi pasangan Capres Jokowi-Amin pada Pilpres yang lalu dengan membuka lebar ruang ke pondok-pondok pesantren.
"Seperti kita tahu, menjelang pilpres suasana pembelahan masyarakat sangat terasa, bahkan menjurus perpecahan dengan isu SARA. Dengan hadir di pondok pesantren saja, secara otomatis menepis isu negatif yang menimpa Pak Jokowi, bahkan kiai-kiai PKB dalam setiap pengajiannya tidak pernah capai menjelaskan sosok Pak Jokowi dan prestasinya serta menangkal isu-isu negatif. Saya kira Pak Jokowi paham ini," katanya.
Hasil rekapitulasi KPU untuk Pilpres di Jawa Tengah, Jokowi-KH Ma'ruf Amin mendapat jumlah suara yang spektakuler dengan meraih 16.825.511 suara atau 77,29 persen suara sah. PasanganPrabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 4.944.447 suara atau 22,71 persen dari total suara sah.
Dengan demikian, ada selisih 11.881.064 suara antara pasangan calon nomor01 dan nomor 02. Jika dibandingkan dengan hasil Pemilu 2014, imbuh Gus Yusuf, jelas kenaikan perolehan suara capres yang diusung PKB di Jawa Tengah sangat signifikan.
Saat itu suara Jokowi-Jusuf Kalla mencapai 12.959.540 suara, sedangkan perolehan Prabowo-Hatta sebanyak 6.485.720 suara dengan selisih suara masing-masing pasangan sebanyak 6.473.820 suara. Soal jatah menteri untuk PKB, Gus Yusuf menjelaskan bahwa PKB merasionalisasi dukungan kerja keras PKB dengan alokasi kursi menteri.
"Pada 2014, PKB mendapat empat kursi. Kalau hari ini diberi lima menteri, saya kira wajar dan logis. Saya optimistis Pak Jokowi menaruh perhatian terhadap peran PKB dan jatah menteri untuk PKB," ujarnya.
Gus Yusuf juga menyarankan agar sebaiknya partai koalisi juga diajak bicara terkait figur menteri, terutama yang merepresentasikan kader partai. "Memang soal menteri adalah hak prerogratif Presiden, tapi kalau kader partai sebaiknya merupakan rekomendasi dan perintah dari ketua partai. Kalau PKB ya harus atas perintah Ketum PKB Muhaimin Iskandar karena ini akan lebih bisa dikontrol program-programnya kelak," katanya.