Senin 14 Oct 2019 15:15 WIB

Kapolda: Waspadai Pergerakan KKB ke Wilayah Mimika

Ada kelompok bersenjata di daerah perdalaman yang sudah mengarah ke sini.

Aparat kepolisian di Mimika
Foto: ANTARA FOTO/Speedy Paereng
Aparat kepolisian di Mimika

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Paulus Waterpauw mengingatkan jajaran Polres Mimika dan Brimob Batalyon B Polda Papua di Timika beserta pasukan satgas khusus di wilayah itu agar mewaspadai pergerakan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Sebab, ia mengatakan, ada kelompok bersenjata di daerah perdalaman yang sudah mengarah ke Timika.

"Jadi, jangan pernah lengah," kata Paulus saat dihubungi dari Timika, Senin (14/10).

Baca Juga

Kapolda bersama Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab pekan lalu mengunjungi Distrik Tembagapura yang menjadi lokasi pertambangan PT Freeport Indonesia. Paulus mengatakan kunjungannya ke Distrik Tembagapura itu guna mengecek kekuatan personel Polri dan TNI yang mengamankan area sekitar pertambangan PT Freeport.

Pengamanan mulai dari Pos Waa-Banti, Kimbeli, Mile 66 (dijaga oleh Satgas Nemangkawi/Brimob), Mile 64, dan Mile 50 (dijaga oleh Satgas TNI). Khusus di area pertambangan Freeport, kini disiagakan lebih dari 800 personel Brimob yang tergabung dalam Satgas Amole. Selain itu, di-back-up oleh Satgas Nemangkawi, baik itu Satgas Aman Nusa maupun Satgas Semak Belukar TNI.

Kendati menemukan banyak keterbatasan dan hambatan yang dihadapi personel di pos-pos tersebut, Kapolda mengapresiasi dedikasi dan motivasi para personel untuk mengamankan wilayah itu dari gangguan oleh KKB. Kapolda menegaskan bahwa kehadiran personel Polri dan TNI di wilayah-wilayah yang rawan itu dalam rangka menciptakan situasi yang aman dan kondusif.

"Anggota harus bisa membedakan mana orang biasa dan mana orang luar biasa," imbau Paulus.

Kapolda juga meminta para komandan pasukan satgas khusus maupun BKO dari berbagai polda agar selalu mengingatkan anggotanya dalam hal disiplin. Khususnya, agar tetap memperhatikan body system serta tidak boleh bepergian sendiri sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan anggota tersebut.

Pengamanan di wilayah Papua, kata Paulus, makin ditingkatkan menyusul terjadinya serangkaian aksi kekerasan. Misalnya, kasus pembakaran sejumlah gedung dan fasilitas pemerintah serta pusat-pusat ekonomi di Jayapura, Senin (29/8); kerusuhan massa di Wamena, Senin (23/9), serta penembakan tukang ojek dan penjaga kios di Ilaga di akhir September.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement