Selasa 15 Oct 2019 05:00 WIB

Topan Hagibis, PCINU Jepang Minta Doa Umat Islam

PCINU meminta warga Nahdliyin di Jepang tetap berhati-hati.

Permukiman terendam banjir akibat Topan Hagibis di Koriyama, Prefektur Fukushima, Jepang, Ahad (13/10).
Foto: Kyodo News via AP
Permukiman terendam banjir akibat Topan Hagibis di Koriyama, Prefektur Fukushima, Jepang, Ahad (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO— Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang menyampaikan belasungkawa atas bencana Topan Hagibis yang menerjang Jepang pada Sabtu, (12/10) 

Hingga Senin (14/10), bencana tersebut menyebabkan setidaknya 43 orang meninggal, 175 luka-luka, dan 18 orang dikabarkan hilang.  Situasi di beberapa daerah terdampak Topan Hagibis berangsur-angsur kembali normal sejak Ahad, (13/10).   

Baca Juga

Fasilitas transportasi publik seperti penerbangan, kereta cepat (shinkansen), commuter line dan subway, serta bus kota umumnya telah kembali beroperasi normal.  

Menurut Japan Meteorological Agency (JMA) bencana longsor dan banjir berpotensi muncul akibat kombinasi curah hujan yang tinggi dan luapan air sungai.  

“Oleh karena itu, kepada seluruh Nahdliyin yang berada di wilayah-wilayah terdampak topan dianjurkan untuk terus memantau perkembangan melalui pemberitaan dan ikuti petunjuk dari otoritas setempat,” demikian rilis PCINU Jepang, Senin (14/10).  

Mengikuti anjuran KBRI Tokyo, seluruh warga negara Indonesia (WNI) umumnya dan Nahdliyin khususnya diimbau untuk menyimpan nomor-nomor kontak penting untuk keperluan situasi darurat sebagai berikut: KBRI Tokyo 080-3506-8612 atau 080-4640-7419 (untuk keadaan darurat 24 jam).  

“Situasi di sini sendiri sudah berangsur normal meskipun di beberapa daerah ada yang sangat parah dampaknya,” ungkap Sekretaris PCINU Jepang, Alfian Helmi.   

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jepang memastikan, WNI tidak ada yang menjadi korban tewas atau luka dalam bencana itu.  

Meski demikian, ada sejumlah WNI yang tertahan di bandara dan hotel. Sebagian yang lain harus mengungsi karena tempat tinggalnya terkena luapan air. 

"Menurut Japan Meteorogical Agency (JMA), bencana longsor dan banjir berpotensi muncul akibat kombinasi curah hujan yang tinggi dan luapan air sungai. Kepada seluruh Nahdliyyin yang berada di wilayah terdampak topan, untuk siaga dan selalu memantau perkembangan," jelas Alfian.

Sekretaris PCINU Jepang ini melanjutkan, bahwa keluarga besar Nahdliyyin meminta doa kepada muslim sedunia. "Kami memohon doa untuk kebaikan bersama warga di Jepang pasca badai dan topan Hagibis," pintanya. 

PCINU Jepang berkoordinasi dengan KBRI Jepang dan pihak-pihak terkait, untuk upaya lanjutan pengamanan dan penyelamatan pascabencana yang meluas di kawasan pesisir Negeri Sakura itu. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement