REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis Selasa (15/10) pukul 05:23:53 WIB, wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatra diguncang gempa tektonik berkekuatan Magnitudo (M) 5,9.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,9," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (15/10).
Ia menjelaskan, episenter gempabumi terletak pada koordinat 4.57 LS dan 101.11 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 154 km arah Barat Daya Kota Bengkulu, Bengkulu pada kedalaman 36 kilometer (km). Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dia melanjutkan, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Ia mengakui, guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Bengkulu dan Seluma III-IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Kepahiang III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Triyono.
Ia menambahkan, 15 Oktober 2019 pukul 06.15 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M=4,8.
Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia meminta masyarakat memastikan mendapatkan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android); wrs-bmkg (user: pemda, pwd: pemda-bmkg) atau infobmkg.