Kamis 17 Oct 2019 16:04 WIB

Tangani Bencana, Jepang Tunda Penobatan Kaisar Naruhito

Bencana Topan Hagibis di Jepang menewaskan 77 orang.

Rep: Fergi Nadira/Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tim SAR mencari korban hilang di area longsor yang disebabkan Topan Hagibis di Kota Marumori, Prefektur Miyagi, Jepang, Rabu (16/10)
Foto: Kota Endo/Kyodo News via AP
Tim SAR mencari korban hilang di area longsor yang disebabkan Topan Hagibis di Kota Marumori, Prefektur Miyagi, Jepang, Rabu (16/10)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang memutuskan menunda parade penobatan resmi Kaisar Naruhito yang dijadwalkan dihelat pekan depan. Hal itu menyusul terjangan topan Hagibis yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 77 orang. 

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengungkapkan parade penobatan Kaisar Naruhito seharusnya digelar pada 22 Oktober. Namun, karena saat ini Jepang sedang menangani dampak bencana, tanggal baru sedang dipertimbangkan.

Baca Juga

"Kami sedang mencari tanggal baru setelah mempertimbangkan sejumlah masalah," kata Suga dalam sebuah konferensi pers pada Kamis (17/10). Dia menolak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut. 

Lembaga penyiaran publik Jepang, NHK, melaporkan acara parade Kaisar Naruhito akan dijadwalkan kembali pada 10 November. Kaisar Naruhito naik takhta pada Mei lalu. Dia menggantikan ayahnya Akihito yang memutuskan menanggalkan gelar kekaisarannya. Dia menjadi kaisar pertama yang melakukan hal tersebut dalam dua abad. 

Acara penobatan Kaisar Naruhito rencananya dihadiri sekitar 2.500 orang. Mereka termasuk kepala negara dan pejabat tinggi lainnya dari 200 negara. 

Topan Hagibis menerjang Jepang pekan lalu. Hujan lebat dan angin kencang telah memicu terjadinya longsor dan banjir. Sedikitnya 77 orang telah dilaporkan tewas dan sembilan orang masih dinyatakan hilang. Sebanyak 346 orang mengalami luka-luka. 

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berjanji akan segera memulihkan kondisi negaranya. "Kami akan melakukan segala yang mungkin untuk memulihkan kehidupan kalian," ujarnya saat mengunjungi pusat evakuasi. 

Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan pemerintah memiliki dana cadangan sebesar 500 miliar yen untuk pemulihan bencana. Anggaran tersebut akan ditambah jika memang diperlukan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement