Jumat 18 Oct 2019 07:28 WIB

BPPT Mulai Bangun Pilot Project Garam Industri

Kebutuhan garam nasional terus meningkat

Rep: Rizky suryarandika/ Red: Esthi Maharani
Petani garam
Petani garam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memulai pembangunan Pilot Project Garam Industri di wilayah Gresik, Jawa Timur. Kerja sama ini dilakukan dengan PT. Garam sekaligus menandai dimulainya model peralatan proses pemurnian dengan skala produksi 40.000 ton/tahun.

Kepala BPPT Hammam Riza, mengatakan dengan fasilitas ini, pihaknya berupaya mendorong agar petani garam memiliki, dan menyimpan garam dalam bentuk garam industri.

"Kami bersyukur hari ini pemancangan perdana Pilot Project Garam Industri ini dapat dilakukan. Semoga dengan ini petani garam dapat memiliki nilai jual lebih baik dibandingkan garam krosok yang ada selama ini, serta menjadi momentum untuk mencapai target pemerintah, yakni memenuhi kebutuhan garam nasional," kata dalam siaran pers, Kamis, (17/10).

Hammam menyebut kebutuhan garam nasional terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri. Sehingga dibutuhkan pengembangan teknologi, guna membantu petani garam dalam meningkatkan kuantitas produksi, serta kualitas produk garam lokal menjadi garam industri yang memiliki nilai tambah.

"Pembangunan pilot project garam industri kapasitas 40.000 ton/tahun ini kami targetkan dapat selesai pada akhir tahun ini. Langsung dioperasionalkan bekerjasama dengan PT.Garam untuk mengkaji kehandalan dari aspek ekonomi, durability, termasuk pemeliharaannya," papar Hammam. BPPT juga tengah menyiapkan pembangunan pilot project garam industri terintegrasi.

"Kami tengah mengkaji terap pilot project garam industri, yang dapat menghasilkan berbagai produk turunan garam maupun bittern menjadi bahan baku obat, bahan farmasi, minuman isotonik, dan lainnya. Sehingga secara ekonomis pemanfaatan seluruh mineral garam akan lebih dapat dimanfaatkan secara optimal," terangnya.

Hammam berharap agar dukungan kebijakan, serta sinergi antar pihak semakin solid. Hal ini penting agar produktivitas, dan kemandirian bangsa dalam hal pemenuhan kebutuhan garam ini, dapat diwujudkan.

"Kami juga akan merekomendasikan agar pembangunan beberapa pabrik garam industri, di sentra-sentra produksi garam rakyat seluruh Indonesia, dapat mengacu pada design BPPT ini. Kami juga meminta seluruh pihak, agar berkomitmen dalam upaya memenuhi kebutuhan garam konsumsi dan garam industri, guna meningkatkan daya saing produksi garam rakyat menuju kemandirian, dan melepaskan ketergantungan terhadap garam impor," kata Hammam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement