REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mayoritas perempuan dan anak perempuan di Generasi Z tidak merasa hak-haknya dilindungi seperti laki-laki. Menurut survei Bustle Digital Group yang bekerja sama dengan Pollfish dan You're the First, aktivis Gen Z merasa perempuan tidak diprioritaskan.
Bustle bertanya kepada lebih dari 2.000 gadis dan perempuan di Amerika Serikat (AS) ihwal masalah apa yang paling penting bagi mereka. Pada 2011, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) secara resmi mendeklarasikan 11 Oktober setiap tahun sebagai Hari Gadis Internasional. Gerakan itu bertujuan menyatukan para aktivis dan organisasi untuk mengambil tindakan dan menyoroti tantangan berbeda yang dihadapi para gadis di seluruh dunia.
Dalam survei Bustle/You're The First, para responden perempuan dan perempuan berusia antara 14 dan 22 tahun menyoroti banyak ancaman yang dihadapi perempuan muda, termasuk perawatan kesehatan, kekerasan senjata, dan diskriminasi berdasarkan identitas. Survei mengungkapkan bahwa pendidikan, melestarikan planet, dan menghentikan kekerasan berbasis gender berada di urutan teratas dalam daftar prioritas banyak wanita muda.
Seorang aktivis kesetaraan gender, Aasha Shaik (20 tahun) yang telah bekerja dengan PBB dalam isu-isu anak perempuan sejak berusia 15 tahun mengatakan, Hari Gadis Internasional sangat penting guna menyoroti bagaimana hak-hak anak perempuan adalah hak asasi manusia.
“Bagaimana Anda menjelaskan bahwa orang-orang harus peduli dengan hak asasi manusia,” kata Shaik dilansir di Bustle.com.
Shaik mengatakan pendidikan adalah salah satu masalah utama yang dimiliki generasinya. Hampir satu per tiga (31 persen) dari 2.000 responden memilih pendidikan sebagai salah satu dari tiga masalah terpenting mereka.
“Pendidikan anak perempuan jelas merupakan sesuatu yang memiliki dampak yang sangat besar pada berbagai segi kehidupan anak perempuan,” ujar Shaik.
Menurut dia, pendidikan bisa mengubah dan menyelesaikan masalah kemiskinan dan kelaparan secara generasi dan siklus. Lima masalah paling penting yang dihadapi perempuan dan gadis muda adalah kekerasan senjata. Aktivis berusia 17 tahun yang memulai National School Walkout setelah penembakan tahun 2018 di Marjory Stoneman Douglas High School di Parkland, Florida, Lane Murdock mengatakan dirinya memulai protes, karena merasa perlu meningkatkan dan membawa berbagai hal. Menurut dia, kekerasan senjata adalah masalah yang mempengaruhi semua orang, tetapi dia tidak merasa politisi mewakili orang-orang seperti dirinya.
Berikut 10 tuntutan anak perempuan Gen Z di AS:
1 Hak atas pendidikan yang mempersiapkan perempuan dalam menjalani hidup.
2 Hak atas planet yang sehat dan dapat dihuni, tidak hanya untuk Generasi Z, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
3 Hak atas kehidupan yang bebas dari ancaman kekerasan seksual dan rumah tangga.
4 Hak atas kehidupan yang bebas dari ancaman kekerasan senjata.
5 Hak atas perawatan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan mudah diakses, termasuk perawatan reproduksi.
6 Hak atas perumahan yang berkualitas, terjangkau, dan mudah diakses di komunitas Gen Z sendiri.
7 Hak untuk hidup bebas dari diskriminasi dan kekerasan, serta perwakilan yang setara di bawah hukum, tidak peduli orientasi seksual atau identitas gender.
8 Hak untuk hidup tanpa diskriminasi dan kekerasan, serta sistem peradilan yang adil, tidak peduli ras.
9 Hak atas sistem imigrasi yang mengutamakan kemanusiaan dan inklusivitas, tidak peduli status.
10 Hak atas upah yang setara untuk pekerjaan yang sama.