REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini diperkirakan akan menguat. Di hari pertama usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, IHSG dibuka dilevel 6.207 ke 6.191.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan IHSG akan diperdagangkan pada level pada level 6.169-6.213. Menurut Nico, penguatan ini didominasi pengaruh internal. Sentimen yang cukup mendominasi yaitu pengaruh momen pelantikan presiden dan wakil presiden.
"Dua minggu berturut turut sebelum hari ini IHSG dibuat turun meskipun minim sentiment. Namun satu minggu setelah penurunan tersebut, pasar mengalami kenaikkan, dan bertahan selama 1 minggu yang lalu," kata Nico, Senin (21/10).
Dalam pidatonya pada saat pelantikan, Jokowi mengatakan tidak akan terfokus kepada proses, melainkan kepada hasil. Ini artinya, hasil memberikan gambaran visi yang lebih jelas terkait dengan program Jokowi.
Adapun isi pidato yang disampaikan Jokowi akan fokus untuk melakukan pembangunan Sumber Daya Manusia, baik secara pendidikan maupun kesehatan. Jokowi akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk mengakselerasi nilai tambah perekonomian.
Selain itu, Jokowi juga akan melakukan penyederhanaan regulasi. Dua undang undang besar akan diiterbitkan yaitu untuk mendukung lapangan pekerjaan dan pembangunan UMKM. untuk mendukung investasi, Pemerintahan Jokowi jilid II akan menyederhanakan birokrasi, dimana investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan.
Jokowi juga berkomitmen akan memulai melakukan tranformasi ekonomi dari ketergantungan Sumber Daya Alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang memiliki nilai tambah terhadap kemakmuran bangsa.
Pada perdagangan Jumat (18/10) IHSG ditutup menguat 10 poin atau sebesar 0,18 persen ke level 6.191. Sektor aneka industri, keuangan, properti, industri dasar bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 338,6 miliar.