Rabu 23 Oct 2019 11:37 WIB

Harapan MUI untuk Fachrul Razi yang Ditunjuk Sebagai Menag

Kemenag di bawah kepemimpinan Fachrul Razi bersih dan profesional.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Hafil
Diundang Ke Istana Kepresidenan. Purnawirawan TNI Fachrul Razi  tiba di Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden Joko Widodo, Jakarta, Selasa(22/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Diundang Ke Istana Kepresidenan. Purnawirawan TNI Fachrul Razi tiba di Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden Joko Widodo, Jakarta, Selasa(22/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas, menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya Fachrul Razi sebagai menteri agama RI periode 2019-2024. Presiden Joko Widodo menunjuk Fachrul menggantikan Lukman Hakim Saifuddin di Kabinet Indonesia Maju.

Anwar mengatakan, MUI berharap agar purnawirawan jenderal itu akan bisa melaksanakan tugas dan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Sehingga, kata dia, suasana kehidupan keagamaan di tanah air akan semakin lebih kondusif dan lebih dinamis lagi.

"Kita berharap dengan kepemimpinan beliau citra tentang Kemenag sebagai kementerian yang bersih dan profesional akan bisa terwujud," kata Anwar dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Rabu (23/10).

Fachrul merupakan jenderal TNI (Purn) dan lulusan Akademi Militer 1970 yang berpengalaman di bidang infanteri. Ia lahir pada 26 Juli 1947 di Banda Aceh.

Fachrul pernah menjabat sebagai wakil panglima TNI di bawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 1999-2000. Setelah pensiun, ia bergabung dengan Partai Hanura.

Sementara itu, Jokowi saat mengenalkan menteri di jajaran Kabinet Indonesia Maju di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (23/10), mengatakan, ia meminta Fachrul untuk mengurusi persoalan radikalisme di Indonesia. Selain radikalisme, ia juga diminta untuk mengurus hal-hal berkaitan dengan ekonomi umat, industri halal, dan haji. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement